hai...
Kita ketemu lagi di awal tahun
Rasanya bener-bener sekangen itu aku sama kalian
Karena masih awal jadi tipis tipis dulu oke
Happy Reading
38. PANGGILAN BARU?
"Masih pusing?" suara serak Langit terdengar membuat Jiwa menoleh ke arahnya. Sebelah tangannya masih dengan memegang kepalanya yang masih terasa nyeri.
Jiwa mengangguk lemah, "Sedikit,"
Mendengar itu Langit langsung mengambil tangan Jiwa membantu perempuan itu untuk duduk dengan posisi nyaman. Lalu dengan peka Langit mengambil air putih yang sudah tersedia di meja ruang UKS, cowok itu dengan telaten memberi Jiwa minum supaya lebih membaik.
"Istirahat."
"Lo mau kemana?" Jiwa memandang Langit yang hendak pergi.
"Mau izinin lo sakit buat gak masuk kelas dulu,"
Mendengar perkataan Langit membuat Jiwa mengerjap. Jantungnya berdetak kencang, lagi dan lagi perasaan ini memang nyata. Tidak bisa berbohong. Ada perasaan membuncah saat Langit ada di dekatnya. Jiwa senang sangat senang namun ia tidak boleh seperti ini. Karena Jiwa telah janji pada dirinya sendiri untuk tidak mengganggu Langit lagi dan bertekad untuk mengubur perasannya dalam-dalam.
Jiwa menggeleng. "Gua udah gak sakit. Mau masuk kelas,"
Langit menahan Jiwa yang hendak berjalan dengan cara memegang kedua tanggan perempuan itu, mata tajamnya itu menatapnya membuat Jiwa sedikit takut. "Diem. Gak usah bantah," Langit kembali bersuara.
Jangan kaya gini Lang, batin Jiwa.
"Jangan buat gue khawatir," kata Langit pada Jiwa. Keduanya saling menatap satu sama lain. Jiwa merasa dirinya seperti mimpi, tidak menyangka bahwa kalimat itu terlontar dari mulut Langit.
"Lo khawatir?" tanya Jiwa.
"Lebih dari itu." Langit menjawabnya dengan jujur.
****
"Gimana keadaan Jiwa Lang?" tanya Rival hendak mendekati Langit yang tak kunjung menjawabnya. "Itu roti buat Jiwa?" Rival kembali bertanya saat melihat Langit yang membawa tiga roti dan satu botol air mineral.
Langit mengangguk. "Lo semua duluan aja ke kantin nanti gue susul." setelah mengatakan itu Langit berjalan pergi dari sana.
"Masih aja gak sadar sama perasaan sendiri." Keanu yang berdiri di samping Rival menatap Langit yang kian menjauh.
Rival hanya terkekeh, "Ketua lo tuh, lama banget. Gue ambil juga tuh cewek lama-lama,"
"Berani lo ngadepin Langit?" Keanu menaikkan sebelah alisnya.
"Siapa? Siapa yang mau ngadepin Langit??" Johan yang tiba-tiba datang membuat Bastian mendengus. Cowok itu yang sejak tadi bersandar pada dinding koridor.
"Kepo banget luh dateng-dateng kaya Opang,"
"Tuh kan gue lagi gue lagi yang kena," Opang menghela napasnya karena selalu menjadi sasaran.
Rival tertawa melihatnya. "Celana lo mending seletingin dulu Pang,"
Mendengar itu kompak semua temannya menertawakan Opang bersama. Cepat-cepat Opang mengamankan masa depannya dengan panik. "WEHH! Liat aja lo. Gue tadi abis dari kamar mandi buru-buru jadi begini nih," sungut Opang malu.
Johan tertawa. "Coba bayangin siapa aja yang udah liat masa depan lo waktu lo jalan kesini," napas Johan tersenggal saking kencangnya tertawa.
"Emang bego temen lo," Bastian ikut tertawa.
![](https://img.wattpad.com/cover/286500221-288-k834973.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LANGIT
Teen Fictionsiapa tau tiba-tiba cerita ini viral ehehe Halo I'm Nadaa [Wajib follow author karena cerita akan di privat!] Langit adalah bagian atas dari permukaan bumi yang di sebut, atmosfer. Itulah ya...