5. JIWA DI TOLAK?

161 17 10
                                    

Halo I'm Nadaa

Jangan lupa vote and komen

Semoga kalian sukaa yaa!

Hppy Reading!

5. JIWA DI TOLAK?

"KALIAN INI BENAR-BENAR KELEWATAN!" Rival menatap Bu Cermai jengah. Pasalnya gurunya itu hanya mondar-mandir sembari membawa tongkat sakti miliknya.

"KALIAN TAU SIAPA ORANG YANG KALIAN PUKUL TADI? HAH!" Bu Cermai memukul tiang bendera dengan tongkat sakti miliknya.

Rival menatap gurunya waspada. Pasalnya bisa saja tubuh dirinya yang sexy ini menjadi sasaran tongkat sakti milik Gurunya tersebut. Sementara Langit sendari tadi Pria itu hanya diam, seraya meluruskan pandangannya kepada tiang bendera di hadapannya. Benar. Mereka berdua sedang menjalani hukuman dari Bu Cermai atas insiden yang terjadi di lorong tadi.

"Mana saya tahu," balas Rival acuh.

"RIVAL!" Bu Cermai melotot galak. Mendapat tatapan mematikan itu tentu saja tidak mempan untuk seorang Rival. Bad boy SMA Derlangga.

"Saya jawab salah gak jawab juga salah. Serba salah mulu saya kalo sama Ibu mah!" keluh Rival.

"Gimana gak salah!" Bu Cermai menabok Rival menggunakan tongkat saktinya membuat Rival mengaduh kesakitan. "Yang kamu pukul tadi itu adalah anak pemilih Sekolah ini," ucap Bu Cermai membuat Rival melotot tidak percaya.

"Ebuset! Serius Bu?! Anak cupu kayak tadi anak pemilik Sekolahan?"

"Kenapa kamu kaget begitu Rival?" tanya Bu Cermai.

"Cupu banget Bu!!Gak pantes jadi anak kepsek lebih pantes jadi anak Mami," ujar Rival lalu tertawa.

Bu Cermai menggelengkan kepalanya lelah. "Kamu ini benar-benar!"

Memang benar. Tadi pada saat Rival dan juga Langit hendak melakukan pukulan bersamaan namun tiba-tiba saja pukulan Langit meleset karena lantai koridor saat itu yang masih basah. Namun berbeda dengan Rival pukulan yang ingin ia berikan kepada Langit malah salah sasaran dan dengan tidak senonohnya ia membogem murid berkaca mata yang bisa dibilang adalah anak kepala Sekolah.

"Kan saya nggak sengaja Bu,"

"Tapi lihat akibat perbuatan kamu! Anak itu sampai harus masuk rumah sakit Rival!!!"

"Itu mah dia aja yang lebay Bu,"

"RIVAL!!!"

Rival menutup telinganya rapat-rapat. Malas untuk melanjutkan perdebatan yang tiada hentinya ini.

"Apa pun alasannya Rival. Perbuatan kamu tetep salah!" telak Bu Cermai tidak bisa di bantah.

Rival hanya bisa mendengus sebal. Mengapa Bu Cermai hanya memarahi dirinya saja sejak tadi? Kenapa si bisu tidak di marahi? Menyebalkan!

"Ibu akan ada rapat sebentar lagi. Kalian tetap diam di sini. Jalani hukuman kalian sampai jam istirahat!" Bu Cermai melangkah maju berdiri mendekati Rival dan juga Langit. "Kalau sampai ada yang berani mencoba untuk kabur. Ibu bakal tambahin hukumannya!" ancam Bu Cermai tajam.

"Busetttttt muncrat begini!" Rival mengumpat sehabis mendapat muncratan air liyur Gurunya itu.

****

Sendari tadi yang di lakukan Jiwa hanya menatap bangku milik Langit yang kosong. Pikiran Gadis itu tidak pernah bisa terlepas dari nama itu. Langit, lagi dan lagi Langit. Jiwa memegang pangkal rambutnya menggunakan kedua tangannya dan menariknya kuat-kuat.

LANGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang