27. KERUSUHAN SMA DERLANGGA

136 9 21
                                    

Hello I'm nada

Bertemu lagi nih kitaaa

Seneng gak??

Eitss! Satu kata dulu dong buat judul ini

Jangan lupa untuk vote and komen

Hppy Reading

27. KERUSUHAN SMA DERLANGGA

“Kaget banget gue pas liat lo pelukan sama Langit tadi,” ujar Zoya pada Jiwa.

“Gue juga gak tau kenapa gue pake segala meluk dia,” Jiwa menutup pintu lokernya setelah manaruh baju olahraganya.

Zoya lantas terkekeh mendengarnya. “Itu dasyatnya cinta, Jiw,” ujar Zoya membuat Jiwa menoleh menatapnya. “Cinta itu bisa ngebuat apa yang gak mungkin jadi mungkin.” ujarnya lagi.

“Apa dia yang gak suka sama gue, bisa jadi suka sama gue?” tanya Jiwa pada Zoya.

Zoya mengangguk cepat. “Menurut novel yang sering gue baca. Ada banyak cewek yang ngejar cowok duluan dan akhirnya cowok itu berhasil luluh,”

“Itu berlaku untuk dunia fiksi Zoy. Sedangkan untuk dunia nyata?” tanya Jiwa berhasil membuat Zoya terdiam, berpikir. “Apa itu mungkin?”

“Terus buat apa lo mikirin itu sekarang?” tanya Zoya membuat Jiwa terdiam lama.

“Waktu gue buat deketin Langit tinggal dua minggu lagi.” Jiwa menjawabnya dengan pandangan lurus dan kosong. Lalu sesaat Jiwa menoleh saat merasakan ada sesuatu yang merangkul tubuhnya.

“Itu cuma waktu taruhan lo sama Langit doang, kan?” tanya Zoya membuat Jiwa memandangnya. Zoya yang sedang merangkulnya.

“Dan gak ada waktu tegat lo buat suka sama Langit, kan?” ujar Zoya membuat Jiwa kembali mengangkat pandangannya. Seolah tatapan kosong di mata Jiwa tadi mulai hilang.

“Lo bener Zoy,” Jiwa tersenyum membuat Zoya ikut tersenyum menatap sahabatnya itu. Seolah masih ada binar harapan di matanya. “Mungkin emang ada batasan waktu antara taruhan gue sama Langit. Tapi gak ada batasan waktu buat gue suka sama Langit.”

“NAHH GITU DONG! SAHABAT GUE GAK BOLEH SEDIH-SEDIH,” ucap Zoya membuat Jiwa tertawa lalu Zoya pun ikut tertawa.

Saat ini di ruang khusus loker yang sunyi menjadi ramai. Dengan adanya suara dua orang perempuan disana. Jiwa dan Zoya mereka tertawa lepas disana. Jiwa menatap Zoya, di dalam hatinya Jiwa sangat bersyukur mempunyai sahabat seperti Zoya. Sahabat yang selalu ada untuknya.

****

Waktu aku buat dapetin kamu tinggal dua minggu lagi Lang,”

Langit membuang putung rokoknya yang sudah habis itu dari atas rofftop. Cowok itu sedang duduk dengan tenang di paling pinggir dekat dengan pembatas rofftop. Mata tajamnya sedang sibuk menatap lurus dengan pandangan kosong. Cowok itu bersama keenam temannya yang lain saat ini sedang bersantai di atas rofftop sekolahnya. Langit menerawang ke depan saat kata-kata Jiwa teringat kembali di kepalanya.

“Lo kenapa, Lang?” tanya Rival, cowok itu juga sedang merokok disamping Langit.

“Gue?” ucap Langit membuat Rival mengangguk. “Gue gapapa,” dengan acuh Langit menjawabnya membuat Rival terkekeh kecil mendengarnya. Jelas hal itu tidak mungkin terlihat sekali perbedaan wajah Langit sekarang. Tampak jauh lebih diam.

LANGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang