3. HUJAN

190 19 7
                                    


Hellow I'm Nadaa

Berjumpa lagiiiiiiiii

Jangan lupa Vote & Komen ya!

Makasiih yang udah mau Vote

Makasih juga yang udah mau komen<3

Hppy Reading 💙

3. HUJAN

Suara hujan kini semakin menderas, rintiknya hujan dengan suara semilarnya angin yang kini tengah berhembus kencang sesekali menyapu rambut cokelat milik Gadis dengan mata hitam legam itu. Kini Jiwa dan juga Langit sudah menduduki bangku dalam bus, alias mereka berdua kini sudah berada di dalam bus.

Langit sendiri tadi hanya berdiam saja sesekali ia memandang ke arah luar jendela bus, yang menampilkan rintik nya hujan yang kian membasahi bumi. Suasana bus kali ini tidak terlalu ramai. Terlihat hanya ada lima orang saja yang berada di dalam nya, Jiwa melirik ke arah Langit yang kini berada tepat di sampingnya. Jujur saja Jiwa masih sangat terkejut dengan Pria itu yang tiba-tiba saja memeluk nya tadi.

Kenapa aku jadi degdegan gini sih batin Jiwa merutuki dirinya sendiri.

Akan tetapi entah mengapa mengingat kejadian di mana Pria itu yang memeluk dirinya membuat Jiwa tersenyum senyum sendiri. Ah! Katakanlah Jiwa sudah gila dan masuk ke dalam pesona nya seorang Langit Kertawira.

Jiwa memilin tangannya di samping rok abu-abu miliknya. "Kamu turun di mana?" tanya Gadis itu kepada Langit.

Langit menoleh kepada Gadis itu sekejap, setelah itu ia langsung mengambil pulpen yang berada di dalam kantung seragam putihnya dan menulis sesuatu di telapak tangannya itu.

Kepo.

Jiwa memelotot kan matanya ternyata diam-diam Langit memiliki sifat jahil juga. "Kamu diem-diem iseng juga ya?" Jiwa melirik ke arah Pria itu dengan sinis.

Langit hanya menggedikan bahunya tidak perduli.

"Langit.. Bisa kah kau.. Turunkan sifat menyebalkan mu itu.. Aku ingin berkenalan dengan mu," Langit yang mendengar hal gila yang dilakukan Perempuan itu pun hanya diam dan menatapnya dengan datar.

"Langit.. Bisa kah kau.. Menurunkan hujan dengan petir...--" belum selesai Jiwa bernyanyi mengikuti nada sound tiktok yang ia lihat kemarin sore tiba-tiba saja bunyi petir menyambar dengan sangat kencang.

Hal itu lantas membuat Jiwa refleks memeluk  Pria itu dengan tubuh yang sudah bergemetar takut. "Aa!!-- Langit bercanda gak jadi. Gak jadi minta petir," Gadis itu terus merengek dengan memejamkan matanya.

Langit yang mendengar rengekan Gadis itu menggulum senyumnya, dasar Gadis bodoh. Tadi saja meminta petir bila sudah di kasih malah merengek ketakutan. Jiwa membuka matanya kala mendengar suara deheman dari Pria berbadan tegap itu. Oke menurut Jiwa itu bukan hanya deheman biasa, melainkan deheman sindiran. Iya sindiran untuknya.

"Maaf Langit refleks," ucap Gadis itu cengar-cengir yang hanya di balas deheman oleh Langit. Iya memang ham hem ham hem terus.

"Langit kamu suka Cokelat gak?" Jiwa bertanya dengan menatap wajah Pria itu.

Langit hanya menggelengkan kepalanya.

"Kenapa? Padahal cokelat enak banget tau! Kamu pasti bakal ketagihan kalo udah makan," kata Gadis itu membuat Langit terdiam dan menatap nya dalam-dalam. Benar, memang sangat mirip dengan dia dari cara bicaranya bahkan sampai makanan kesukaan nya saja sama.

"Langit ohhh Langit! Bisa kah kita menjadi teman?" Jiwa bernyanyi dengan nada kartun Upin Ipin.

Langit hanya diam saja tidak menanggapi lalu tiba-tiba saja Perempuan yang berada disebelah nya itu berteriak histeris membuat Ia mau tidak mau menutup terlinganya rapat-rapat.

LANGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang