3. Putus

5K 562 34
                                    

+62838XXXX
|Siap-siap, setengah
Jam lagi saya jemput.
08.33

Gerakan tangan Asya yang tegah membalas pesan dari para kekasihnya seketika terhenti, keningnya mengernyit menatap pesan masuk dari nomor asing yang tidak ia kenal.

"Sape nih? Kok pake nyuruh gue siap-siap segala?"

Dengan cekatan, jari-jari lentiknya membalas pesan tersebut.

Asyanteqq<3
Sp nh?|
08.35

Tak sampai satu menit, denting notifikasi kembali terdengar dari aplikasi hijau itu.

|Calon suami kamu
|Cepat, saya sudah di
Jalan.
08.35

"Calon suami? Dirga?" tanya Asya pada dirinya sendiri.

Tanpa sadar, seulas senyum terbit dari bibir ranumnya.

Oke, Sayang|
Titi DJ, ya😘|
08.36

Tak butuh waktu lama, gadis cantik itu sudah rapi dengan setelan kasual khasnya, tak lupa make up tipis yang menghiasi wajah cantiknya.

Dengan senyum manis yang belum juga luntur dari bibir ranumnya, kaki jenjangnya melangkah keluar, meninggalkan kediaman keluarga Atmaja. Berdiri tepat di samping pos satpam, menanti kedatangan calon suaminya sembari membalas pesan-pesan masuk dari para calon mantannya.

Mungkin nanti Asya perlu memikirkan cara untuk membuat para calon mantannya itu menjadi mantan sungguhan.

Tin tin

"Eh, mobil siapa tuh, Pak?" tanya Asya pada Rudi, satpam rumahnya.

Pria paruh baya itu tampak menggeleng. "Saya juga nggak tahu, Non. Sebentar ya, bapak bukain dulu gerbangnya."

Asya mengangguk, mengamati mobil mewah yang berada di depan gerbang rumahnya dengan seksama. Keningnya mengernyit ketika kaca mobil tersebut sedikit diturunkan oleh si-empunya, mata elang itu menyorot Asya datar.

Asya menepuk dahinya pelan, gadis cantik itu baru ingat jika saat ini ia tengah menunggu kehadiran calon suaminya, dan ternyata tentara tampan itulah yang sedari tadi menatapnya tajam nan datar dari balik kursi kemudinya.

Kaki mungilnya melangkah menghampiri satpam rumahnya yang sudah berdiri kikuk di hadapan mobil Dirga. "Ehm, Pak. Ini mobil calon suami Asya," bisiknya ketika sudah sampai di samping Pak Rudi.

"Oh, ini teh yang di ceritain bapak semalam?" tanya satpam tersebut antusias. Ia teringat akan ucapan Broto semalam, sebelum bertemu dengan keluarga Dirga di restoran.

Asya hanya mengangguk menanggapi, menatap pria paruh baya itu sekilas, kemudian melenggang memasuki mobil Dirga. "Asya pergi dulu ya, Pak. Tolong bilangin Bunda," pamitnya yang dibalas anggukan mantap oleh satpam tersebut.

Setelah menutup pintu mobil Dirga, Asya langsung menatap dalam wajah tampan calon suaminya itu. "Om, kenapa masih pakai seragam?" tanyanya ketika pandangannya turun menatap seragam loreng yang melekat di tubuh atletis pria itu.

Pria tampan tersebut menatap Asya sekilas, kemudian mata elangnya kembali fokus menatap jalanan di hadapannya.

"Memangnya wajah saya se-tua itu, sampai kamu panggil dengan sebutan, Om?" desisnya.

Asya melirik Dirga takut-takut. "Y-ya enggak sih, tapi jarak umur Lettu Dirga sama aku 'kan s-sepuluh tahun," cicitnya.

Semalam, setelah acara makan malam antar kedua keluarga itu selesai. Mereka sempat berbincang-bincang kecil, membahas umur, jabatan dan keseharian sepasang calon pengantin itu.

DIRGANTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang