•
•
"Mau makan, mau minum, bikin sendiri...."
"Cuci baju, celana, nyetrika 'pun sendiri...."
"Apa lagi bila tanggal tua mendekati, aku bagai perawan yang tak punya suami...."
Asya terus bersenandung sembari menyetrika pakaian yang rencananya akan ia kenakan saat pergi ke kampus siang nanti.
Belakangan, wanita itu mulai mempelajari tata cara menjadi istri yang baik bagi sang suami.
Dan menurut info yang ia peroleh dari Dela, istri idaman adalah istri yang patuh pada suami, rajin, dan tentunya ahli dalam segala urusan rumah tangga. Dan yang paling penting....
Pinter di dapur, ganas di kasur.
Oleh karena itu hari ini, Asya memutuskan untuk pulang ke rumah dinas sang suami. Membersihkan semua penjuru ruangan mulai dari ruang tamu, ruang keluarga, dapur, hingga ruang makan.
Sudah terhitung tiga hari lamanya sejak ia dan Dirga berdebat waktu itu. Sudah tiga hari pula Asya menjalani hari-harinya tanpa ponsel dan tanpa berbicara dengan lawan jenis selain keluarganya, sesuai dengan peraturan yang diberikan oleh sang suami. Namun, hingga saat ini tentara tampan itu belum juga menunjukkan tanda-tanda kepulangannya.
Entah di mana pria itu bertugas, Asya 'pun tidak tahu. Saat wanita itu mendatangi tempat pelatihan, yang ia temui hanyalah Kaisar dan Akbar. Bahkan kedua anak buah Dirga itupun tidak mengetahui di mana sang atasan ditugaskan.
"Lama-lama gue kawin lagi kalau begini terus mah," gumam wanita itu.
Selesai menyetrika, Asya beralih membersihkan lemari pakaian. Wanita itu membawa kemoceng di tangannya guna menghempas butiran-butiran debu yang terjatuh dan tak bisa bangkit lagi.
Namun, saat membersihkan bagian lemari pakaian atas, Asya menemukan sebuah kotak kecil yang terlihat asing di matanya.
Seketika jiwa kepo wanita itu langsung meronta-ronta. Diraihnya kotak tersebut dengan penuh kehati-hatian.
"Isinya apaan ya?" monolognya sembari menimang-nimang berat kotak tersebut.
"Buka nggak ya? Buka, enggak, buka, enggak. Eh jangan deh, nggak sopan buka-buka punya orang. Eh tapi penasaran... Gimana dong?"
Pada akhirnya, rasa penasaran wanita itu lebih besar dibanding kesopanannya. Dibukanya kotak kecil berwarna merah itu, menampakkan dua buah gantungan kunci berbentuk separuh hati. Yang jika kedua hati itu disatukan, maka akan membentuk sebuah tulisan....
Dirga & Ulfi
Mendadak, perasaan Asya terasa sesak. Gadis itu merasa sakit karena suatu hal yang tidak ia ketahui.
"Ulfi itu... siapa?"
_____
"Ih gue tuh bener-bener kesel banget sama dia! Pengin gue unyel-unyel tuh muka pas-pasannya!"
"Sabar, Ngel."
"Aku nggak akan ninggalin kamu, aku cintanya sama kamu doang, aku janji bakal perjuangin hubungan kita, di mata aku yang cantik cuma kamu doang. Halah, apaan coba?! Bullshit, silit!"
Angel meluapkan semua kekesalannya terhadap kekasih virtualnya itu di hadapan keempat sahabatnya.
"Positif thinking aja, Ngel. Mungkin, yang dia maksud aku cintanya sama kamu doang tuh dia cintanya cuma sama lo, Ngel. Sedangkan sama cewek-cewek dia yang lainnya, cinta banget." Alih-alih menenangkan atau memberi masukan, Hilma justru memanas-manasi sahabatnya yang sedang patah hati itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIRGANTARA
RomanceDijodohin?! Sama tentara? Bagaimana rasanya menjadi istri dari seorang panglima Dirgantara? Asya yang menyukai kebebasan tanpa mempedulikan aturan-aturan yang ada, kini dituntut untuk selalu patuh dan taat pada setiap aturan yang diberikan oleh suam...