Dara tidak pernah tahu bahwa kisah cintanya akan secepat itu dipertemukan dengan lelaki yang baik. Awalnya ia tidak pernah menduga saat Dara bertemu dengan Harsa, seakan-akan Allah mempermudahkan semua dalam urusan apa pun. Jujur saja, Dara tidak mau menjalin hubungan apa pun setelah putus dengan mantannya, bisa dibilang ia trauma menjalin hubungan. Dara takut, takut gagal lagi.Drama yang memalukan waktu itu, alasannya ia masih belum mau membuka hati untuk lelaki lain, termasuk Harsa. Apalagi Dara dan Harsa belum lama ini bertemu, itu juga awal pertemuan yang sama memalukan dan tidak etis baginya. Selain itu, Dara juga masih ragu, apa pria ini akan bersikap baik padanya?
Tapi, semua keraguan itu hilang ketika keluarganya meyakinkan Dara untuk menerima kembali. Suport system itu memang penting dalam sebuah keluarga. Jika saja waktu itu Indra tidak berbicara dengan Dara, mungkin hati Dara belum terketuk dan terbuka lebar oleh kata-kata yang terucap dari mulut sang ayah.
Dua hari lalu, lamaran resmi dilangsungkan dengan penuh suka cita. Dihadiri oleh keluarga dan teman-teman terdekat dari Harsa maupun Dara. Tidak terlalu mewah namun terkesan, ini merupakan permintaan Dara dan keluarganya. Untungnya Harsa mau mengikuti kemauan darinya. Yang lebih penting Harsa sudah menyematkan cincin di jari manis Dara. Dan ia sangat senang karena sudah menyandang status calon suami dari Dara. Selangkah lagi menuju impiannya untuk menjadikan Dara sebagai istrinya.
"Belum berangkat? Katanya mau ketemuan sama pak Suami." Dewi bertanya saat Dara masih belum siap-siap untuk berangkat. Anak gadisnya ini tidak akan lama lagi jadi istri. Tentunya bertambah lagi cucu dan suasana rumah semakin ramai.
"Apaan sih, Mah. Baru juga calon."
"Bentar lagi 'kan kamu nikah. Ya, nggak pa-pa dong kalo manggilnya gitu. Makin uwu."
Dara tertawa sambil menggelengkan kepala. "iya iya. Aduh, Mamah zaman now, tau banget kata uwu. Aku nggak mau manggil kayak gitu, malah geli."
Dewi berdecak kesal dan itu makin membuat Dara tertawa lagi.
"Cepet jalan! Kasian Harsa nunggu lama."
Dara merotasikan mata. Kenapa juga mamahnya jadi ribet gini. Yang mau ketemuan Dara, kenapa malah yang heboh dan semangat cuma Dewi. "Belum datang orangnya. Mangkanya aku masih di rumah."
"Oh, kamu dijemput? Bilang kek dari tadi." Dara hanya mengangguk lalu kembali menonton saluran televisi yang menanyakan FTV yang sempat tidak fokus karena dari tadi Dewi berbicara. Dewi juga ikut gabung bersama Dara. Di rumah hanya ada dua orang. Ayahnya pergi ke tempat temannya, dan keluarga Hanin sudah kembali pulang ke Jakarta setelah satu hari acara lamaran Dara dilaksanakan.
Suara mobil yang terhenti di halaman rumah, mampu membuat Dara langsung berjalan menuju pintu. Tidak lama, pria yang ditunggu-tunggu datang dengan paper bag ditangan kanannya. Entah isinya apa, ia tidak tahu. Padahal ia sudah melarang Harsa untuk tidak membawa apa-apa ke sini. Harsa hanya tersenyum ketika Dara masih menatap bawaan yang tadi sempat Harsa beli.
"Aku 'kan udah bilang jangan bawa apa-apa."
"Nggak pa-pa, ini cemilan buat Mamah. Kenapa? Kok kamu kelihatan jadi kesel?"
"Kata siapa? Aku nggak kesel."
"Iya nggak kesel." Harsa terkekeh pelan. Rasanya ia ingin sekali mengelus puncak kepala Dara yang tertutup kerudung pashmina warna hitam, gemas melihat tingkah lakunya, padahal kayak gini saja sudah bikin pengin mencubit pipi tembem. Lama-lama ia jadi bucin. Namun, ia urungkan karena ia masih belum boleh berpegangan atau bersentuhan sebelum Dara sah menjadi istrinya.
Apalagi perempuannya ini sudah hijrah dan mulai menutup auratnya. Melihat perubahan Dara, Harsa sempat terkesima dan sangat menyukai penampilan baru Dara. Jika dilihat dari pertemuan pertama, Dara yang masih berpakaian sedikit terbuka, Harsa lebih suka melihat Dara yang sekarang. Makin cantik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi, My Husband!
ChickLitApa jadinya jika seorang pria tiba-tiba datang dan mengajaknya untuk menikah? Bahkan ia sama sekali tidak mengenali pria itu. Semua cerita tersebut sama persis yang tengah dialami oleh Adara Indraswari. Dara tak menyangka jika pertemuannya dengan Ha...