Jika kalian lupa sama alur cerita ini, disarankan untuk baca dulu part sebelumnya ya biar gak bingung.
Karena aku jarang update mungkin kalian jadi lupa sama alurnya. Maaf banget ya. Ada beberapa part aku tulis note di bawahnya, bahwa aku sibuk di real life. Aku update ini juga nyempetin buat nulis disela-sela kesibukan sekolah. Karena ini udah jadi tanggung jawab aku untuk menyelesaikan cerita ini sampai tamat, gak enak juga kalau mau berhenti.
Jadi, aku mohon banget pengertian dari kalian.
Oh iya, aku juga percepat alurnya. Menurutku ini terlalu bertele-tele, niat awal dulu yang udah direncanain tuh si Dara & Haris harusnya udah nikah di part antara 15 lah. Tapi yaudahlah udah terlanjur juga yekann.
Target aku dulu, sampai part 25 udah tamat. Kayaknya gak mungkin deh, melihat masih banyak masalah yang belum terselesaikan. Hufttth.
***
Tidak ada yang tahu jodoh kita itu dengan siapa kecuali Allah, sampai dimana puncak yang sebenarnya adalah ikatan rumah tangga. Melewati perjalanan yang cukup berat sampai Dara bertemu dengan pria yang mampu membuatnya yakin untuk ke tahap yang lebih serius lagi. Sikap dan keseriusan yang ia lihat dari Harsa yang mampu meluluhkan hati yang membeku, dan bagaimana Harsa meyakinkan bahwa semua pria itu tidak sama, seperti yang ia katakan dulu: suka berselingkuh. Harsa juga tidak naif, ia juga dulu sering gonta-ganti pasangan. Tapi itu dulu. Sekarang Harsa sudah yakin dan serius pada seorang wanita yang mampu membuatnya jatuh cinta saat pertama kali bertemu.
Dari semua yang dulu ia pernah dekati, hanya Dara lah yang sampai kejenjang yang lebih serius. Harsa hanya pernah sampai tahap pacaran dan itu hanya sebentar. Dan saat lamaran pun ini yang pertama dan terakhir seumur hidup Harsa.
Sekarang Dara tahu, seberapa lama kalian menjalin hubungan belum tentu orang itu juga yang akan menemani kita di pelaminan. Takdir Allah tidak ada yang tahu. Dara yang awalnya akan terus dengan Arya namun ternyata ia harus berpisah dan dipertemukan dengan pria lain.
Hari ini merupakan hari yang ditunggu-tunggu oleh semua orang dan tentunya Dara sendiri. Yang mana dilangsungkan acara akad dan resepsi dalam waktu satu hari di hotel yang sudah Dara pilih sebagai tempat untuk acara nikahannya. Adat yang dipakai adalah adat Sunda, ini sudah diperbincangkan dari kedua belah pihak, dan syukur semuanya setuju. Untuk resepsi Dara memilih menggunakan gaun pengantin berwarna biru muda sesuai dengan tema yang sudah dirancang.
Tamu undangan pun melebihi angka yang ia tentukan. Yang awalnya Dara dan Harsa hanya mengundang 1000 orang tapi yang datang lebih dari 1500. Ini yang membuat Dara jadi kewalahan karena harus berdiri lebih lama untuk menyalami satu persatu orang saat resepsi digelar.
Rasa haru dan bahagia yang kini Dara rasakan jadi satu pada hari ini. Dara tidak bisa berkata-kata lagi, ia sangat bahagia akhirnya bisa mewujudkan impiannya untuk menikah dan tentunya dengan pria yang tepat yang telah Allah berikan kepadanya. Dengan acara ini juga Dara bisa bertemu kembali dengan saudara jauh yang datang untuk melihat acara sakral Dara dan Harsa.
Tempo dulu Dara pernah meminta Wisnu untuk datang menghadiri acara pernikahannya dan ternyata Wisnu benar-benar datang dengan Haris tanpa Lisda. Ia belum tahu alasan apa wanita yang sekarang juga jadi ibu mertuanya sampai tidak hadir. Ia masih sibuk dan belum sempat berbincang ringan karena tamu tidak pernah berhenti datang.
"Kalau pegel duduk dulu." Dara menuruti perintah Harsa, pria itu membantunya untuk duduk. Rasanya ia ingin memijit kakinya yang benar-benar luar biasa pegalnya, namun ia tidak bisa melakukan itu karena gaun yang agak berat. Dengan terpaksa ia tahan-tahan sambil berdoa agar semua cepat selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi, My Husband!
ChickLitApa jadinya jika seorang pria tiba-tiba datang dan mengajaknya untuk menikah? Bahkan ia sama sekali tidak mengenali pria itu. Semua cerita tersebut sama persis yang tengah dialami oleh Adara Indraswari. Dara tak menyangka jika pertemuannya dengan Ha...