HMH || Part 19

1.2K 106 2
                                    


"Loh, ada Dara. Kenapa nggak bilang kalau mau ke sini? Bukannya Harsa ngajak kamu jalan-jalan ya."

Sebelum menjawab Dara bangkit dari duduknya lalu menghampiri Sari dan menyalami. Dilihat-lihat calon mertuanya ini tampak rapih seperti telah menghadiri acara yang entah apa itu, Dara tidak tahu. Tadi Harsa bilang ibunya sedang pergi, pria itu tidak menjelaskan secara gamblang ke mana perginya.

"Iya, Bu. Sengaja mau mampir dulu ke sini ketemu Ibu, eh kata mas Harsa Ibu lagi pergi." jawab Dara sambil tersenyum.

"Aduh maaf, tadi Ibu nengok ke rumah yang ada di depan. Anaknya temen Ibu ngelahirin baru pulang dari rumah sakit." Tidak tahu harus menjawab apa, Dara hanya mengangguk sambil mendengarkan Sari bercerita sangat antusias sekali. Katanya bayi itu berjenis kelamin laki-laki, Sari bahkan memperlihatkan foto bayi itu yang sengaja Sari memfotonya karena sangat gemas. Pantas saja, bayi yang belum diberi nama itu benar-benar lucu padahal ia hanya melihat dari foto, hidung mancung dan bulu mata yang lentik ia langsung jatuh cinta pada bayi ini.

"Harsa ke mana? Dari tadi kamu ditinggal sendiri?"

"Barusan dia pergi ke kamar, ada panggilan dari kantor katanya beberapa berkas harus dikirim sekarang lewat email."

Sari ber-oh menanggapi ucapan Dara. Sekilas raut wajah Sari berubah menjadi murung. Padahal barusan ia melihat ibu Harsa sangat sumringah, kenapa sekarang malah jadi kelihatan sedih? Benak Dara menimbulkan tanda tanya besar. Ingin menanyakan tapi ia segan, takut nanti dibilang ingin tahu urusan orang lain. Yang bisa ia lakukan hanya diam sambil memperhatikan, biarkan Sari mengatakan dengan sendirinya.

"Ibu sering merasa kesepian, setiap hari di rumah nggak ada siapa-siapa. Harsa juga meski dia tinggal di sini, dia sering pulang malam. Makanya Ibu pengen kalian cepat-cepat nikah biar Ibu ada temen." suara Sari bergetar dan serak. Dara bisa lihat Sari tengah menahan air mata supaya tidak turun. Dara bisa merasakan bagaimana rasanya jadi Sari, tinggal di rumah sebesar ini hanya dihuni dua orang saja. Pasti Sari sangat kesepian. Dara mengelus pundak Sari berusaha untuk menenangkannya.

"Iya, Bu. Doain semoga semuanya dipermudah."

"Aamiin. Dulu saat masih ada adik Harsa rumah ini nggak pernah sepi. Mereka sering berantem makanya suasananya jadi rame. Tapi, semenjak Harsa masuk SMA, adiknya di bawa sama ibunya." ungkap Sari dengan mata berlinang sembari mengingat kembali kisah dulu. Dara yang baru mendengar hal ini terkejut, ia tidak menduga bahwa keluarga Harsa tidak seperti yang ia bayangkan yang hidup di keluarga harmonis seperti dirinya. Memiliki kisah kelam di masa lalunya pria itu seperti enggan membagi cerita kepadanya.

"Kalau boleh tahu, sekarang adiknya mas Harsa ke mana Bu?"

"Sekarang mereka tinggal di Surabaya. Waktu acara lamaran kalian mereka tidak bisa hadir. Mungkin nanti akad kamu Ibu coba bicarakan lagi semoga mereka bisa datang."

Setelah itu Sari bercerita bahwa Haris yang merupakan adik Harsa itu memiliki selisih umur lima tahun lebih muda daripada Harsa. Berarti adiknya Harsa sama seperti ia yang berusia dua puluh lima tahun. Yang lebih mengejutkan lagi, ternyata Haris adalah adik tiri Harsa. Selama bayi Haris dititipkan kepada Sari hingga berusia sepuluh tahun. Saat itu, Lisda pergi entah kemana meninggalkan bayi yang masih kecil dan butuh asi itu dengan tega menelantarkan anaknya.

Haris adalah hasil perselingkuhan Wisnu dengan Lisda. Dengan kebesaran hati, Sari mau membesarkan anak wanita itu. Bahkan Sari memaafkan kesalahan Wisnu dan kembali hidup bersama. Padahal dulu Sari berniat menceraikan Wisnu, tapi melihat Harsa yang masih kecil dan butuh sosok ayah Sari jadi tidak tega. Dengan kata lain, ia kembali demi anaknya.

Namun kebaikannya selama ini malah dihancurkan dengan kembali munculnya Lisda lalu mengambil Haris dan suaminya. Wanita itu mengancam akan bunuh diri dihadapan Sari jika ia tidak menyetujui pernikahannya dengan Wisnu. Dengan sangat terpaksa Sari menyetujui dan mereka langsung menikah di KUA tanpa acara besar-besaran. Sari tidak mau dimadu akhirnya memutuskan untuk bercerai dengan hak asuh Harsa ada bersamanya setelah seminggu Wisnu menikah dengan Lisda. Saat itu mereka pindah ke Surabaya tanpa memberitahu kepada Sari.

Hi, My Husband!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang