Dua

3.9K 440 38
                                    

Andin tidak berhenti menangis sejak ia menemukan calon suaminya mengalami kecelakaan. Sekarang pun Andin masih terus menangis sambil menunggu dokter keluar dari ruangan yang di mana seorang pria yang biasanya gagah dan selalu berdiri tegak di sebelahnya terbaring tidak berdaya.

Baru beberapa jam yang lalu mereka memperdebatkan gaun pengantin untuk hari bahagia mereka tapi sekarang semua bayangan kebahagiaan sudah hilang seketika, Andin menggeleng cepat membuyarkan bayangan tentang hal-hal buruk yang mungkin terjadi.

"Andiinn.." seorang wanita paruh baya yang tidak kalah cantik dengan Andin datang dengan terburu-buru sambil menangis.

"Mamaa.." Andin segera berdiri dan memeluk calon ibu mertuanya.
"Mamaa.. hiks.."

"Gimana, Andin? Dokter udah keluar?"

"Belum maa.."

"Anak mama itu anak yang kuat, kamu tenang aja ya Ndin."

"Aku takut ma, aku takut ditinggalin, aku gak bisa ma.. hiks.."

"Nggak Andin, dia sangat mencintai kamu, dia pasti bertahan untuk kamu,"
"Duduk dulu yuk," Rossa membawa calon menantunya duduk dan menenangkannya.

Rossa berusaha menguatkan calon menantunya, ia tau Andin pasti sangat rapuh dan hancur saat ini, sama seperti dirinya.

"Kita berdoa ya, berpikir positif terus, semuanya akan baik-baik aja," Rossa tidak berhenti mengusap punggung Andin, ia pun menangis tapi ia selalu dengan cepat menghapus air matanya.

Beberapa saat kemudian dokter keluar dari ruang UGD, Andin dan Rossa dengan cepat menghampirinya.

"Bagaimana anak saya, dok?" tanya Rossa penuh kekhawatiran.

"Kondisi pasien cukup buruk Bu, kecelakaan yang terjadi membuat tubuhnya terjepit sehingga menyebabkan beberapa tulang patah dan benturan keras di kepala karena air bag tidak berfungsi," jelas dokter membuat dua wanita di hadapannya semakin khawatir.

"Lalu bagaimana dok? Calon suami saya bisa diselamatkan kan? Dia akan baik-baik aja kan?"

"Kami pasti mengusahakan yang terbaik bu, untuk keluarga kami mohon jangan berhenti berdoa,"
"Setelah ini kami akan melakukan operasi, suster akan membawakan dokumen persetujuan keluarga sebentar lagi."

"Dokter, saya mohon selamatkan anak saya, saya mohon sekali, dok."

"Saya usahakan yang terbaik bu, permisi."

Setelah dokter pergi dari hadapannya untuk persiapan operasi, Andin dan Rossa kembali saling memeluk dan menguatkan, mereka menangis bersama.

"Lebih baik kamu pulang dulu Ndin, ganti pakaian, pakaian kamu penuh darah," kata Rossa setelah mereka berdua cukup tenang.

"Tapi aku mau tunggu sampai operasi selesai ma, aku mau pastiin semuanya baik-baik aja."

"Semua akan baik-baik aja, mama di sini, mama yang akan mengurus semuanya, dan mama akan kabari kamu jika terjadi sesuatu."

"Aku gak mau ma, lebih baik mama yang pulang buat istirahat, mama pasti capek."

"Andin, mama mohon, sekalian mama minta tolong kamu ke rumah mama dan ambil kan baju mama ya untuk menginap di sini."

"Ma.."

"Andin, trust me, semua akan baik-baik aja sampai kamu kembali."

Akhirnya Andin mengangguk mengiyakan.

"Tapi naik taksi, jangan nyetir sendiri, mama gak mau kamu gak konsentrasi dan terjadi apa-apa, mama gak bisa bayangkan kalau semua yang mama sayangi terbaring tidak berdaya, nanti mama sama siapa, siapa yang menguatkan mama," ucap Rossa lirih.

HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang