Duapuluhsembilan

3.7K 562 137
                                    

"Kenapa?" tanya Andin dengan nada meledek sambil mencolek pinggang Al.

"Aduh geli, Andin"

"Kenapa hayo?" toel Andin lagi.

"Nanti nabrak Ndin, geli"

"Kamu cemburu yaa?"
"Iya kaann?"

"Iya" jawaban Al membuat Andin mematung.

"Ha-hah?" gagap Andin menatap Al dengan wajah terkejutnya, padahal niatnya hanya bercanda untuk menggoda Al yang kaku itu, biasanya Al tidak pernah mengaku dan berujung perdebatan tapi kali ini pria itu berkata iya dengan santai.

Al menoleh sekilas pada Andin.

"Biasa aja, gak usah gitu wajahnya"
"Kalau aku ajak kamu nikah, kamu mau gak Ndin?" tanya Al tanpa menghentikan laju mobilnya.

Mata Andin semakin terbuka lebar, keringat dingin mulai muncul di pelipisnya.

"Ap-apa?" Andin merasa ini hanya halusinasinya, tidak mungkin nyata. Ia mengedipkan matanya beberapa kali dengan cepat, berusaha mengembalikan kesadarannya.

Al menyadari keterkejutan Andin, ia tau pasti Andin tidak akan percaya dengan apa yang ia katakan. Al tersenyum tipis.

"Kalau gak mau ya ga-"

"Mau."

ciiittt..

Al menginjak rem mobilnya dalam. Jika tadi Andin terkejut dengan pertanyaan Al, kini Al lebih terkejut mendengar jawaban Andin.

"MAS!" jerit Andin reflek menggenggam erat hand grip mobil.

"Maaf.. maaf.."
"Gak apa-apa kan?" Al segera melepaskan sabuk pengamannya dan mengecek keadaan Andin yang sempat tersentak karena rem mendadak.

"Huhh.." Andin menghela nafas lalu menggenggeleng, memberikan tanda tidak apa-apa.

Al mengangguk, lalu kembali mengenakan sabuk pengamannya sendiri dan bersiap melanjutkan perjalanan.

Andin menahan tangan Al yang hendak melepas handbreak.

"Kamu serius ajak aku nikah barusan?" Sebenarnya Al baru saja akan lari dari pertanyaannya sendiri, ia tidak mengira kalau Andin akan mengiyakan dan membuatnya jadi salah tingkah.

Sebelum menjawab Al berpikir sebentar, ia harus mengutarakannya sekarang atau nanti saja dan berpura-pura bercanda saat ini.

"Mas?" Andin mengusap punggung tangan Al, menyadarkan Al yang melamun.

"Iya, aku serius"
"Kamu mau gak nikah sama aku?"

Andin tersenyum, dari dalam hatinya ia senang, meskipun sempat sangat terkejut di awal tadi.

"Jadi kamu diem-diem naksir aku ya selama ini" goda Andin membuat Al semakin salah tingkah.

"Ap-apa sih, jadinya mau gak? Aku gak akan nanya lagi ya" ucap Al dengan jutek, ia benar-benar salah tingkah saat ini, ajakan itu keluar begitu saja dari mulutnya tanpa direncanakan, sialnya Andin juga mengiyakan, membuat Al semakin bingung apa yang harus ia lakukan.

"Aaa.. tanya lagii.." rengek Andin.

"Gak."

"Tanya lagi massss.."

"Gak mau."

"Ih! Mau dijawab gak?"

"Yaudah tinggal jawab, masih inget kan pertanyaannya"

"Tapi mau ditanya lagi"

"Enggak"
"Yaudah kita jalan lagi aja kalau gak mau dijawab"

"Mass pliss.. tanya sekali lagi yang serius, aku langsung jawab"

HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang