Delapanbelas

2.4K 473 88
                                    

Tanpa menunggu jawaban dari Angga, Al sudah mendahuluinya pergi dari sana.

"Al, gue belum selesai," ucap Angga yang mengikuti Al tapi tidak digubris.

Sampai di parkiran, tiba-tiba Al ingat sesuatu.

Ucapan Roy di mimpinya.

Jangan Bima.

Al menghentikan langkahnya mendadak, menyadari sesuatu, membuat Angga menabrak tubuhnya.

"Aduhh.."
"Kenapa sih Al?"

Al hanya diam, isi kepalanya berjalan mundur.

Flashback On
"Bang, gue mau nikah sama Andin," ucap Roy yang tiba-tiba masuk ke ruangan kakaknya di kantor.

Tentu saja hal tersebut membuat Al yang sedang minum tersedak, Roy yang suka berganti-ganti pasangan, berulah, party, sekarang mengatakan ingin menikah.

Bukannya senang, Al malah menatap Roy curiga.
"Andin gak hamil duluan kan?" tanya Al menyelidiki, karena ia tau kalau adiknya ini kurang ajar.

Reflek Roy melempar sendok bekas makan siang yang ada di meja pada abangnya.

"Sembarangan lo kalo ngomong!"
"Andin itu cewek baik-baik bang asal lo tau"
"Dia punya pendirian yang kuat"
"Dari awal pacaran pun dia udah minta gue komitmen untuk gak ngelakuin itu sebelum nikah"
"Sebagai pria normal, selama pacaran gue beberapa kali hampir khilaf tapi Andin selalu bisa nahan gue"
"Gue juga gak sampai hati buat paksa Andin, gue cinta banget sama Andin bang"
"Gua malah mau bener-bener jaga Andin"
"Biarpun gue sering ajak dia nongkrong di club, tapi gue jaga dia banget supaya gak minum banyak"
"Gue pun nahan diri buat gak minum banyak supaya tetep sadar dan bisa jaga Andin"
"Lo restuin gue kan kalopun gue harus ngelangkahin lo?"

"Baguslah kalo gitu"
"Yaudah, sana lah nikah."

"Boleh?"

"Heemm.."

Roy memeluk Al dan mencium pipinya, membuat Al memasang wajah jijik dan langsung mengusap pipinya.

"Love you bang"
"Gue izin balik ke rumah duluan ya, mau kasih tau mama"
"Byee!!" Roy dengan semangat keluar dari ruangan abangnya.
Flashback Off

Al membalikan tubuhnya menghadap Angga.
"Andin masuk ke kamar mana?" tanya Al pada Angga.

Angga tau apa yang akan Al lakukan, ia memutar langkahnya dan kembali masuk, diikuti oleh Al di belakangnya. Sampai di dalam Angga menunjuk salah satu kamar tempat ia melihat Andin dan Bima masuk.

Al berjalan cepat menuju kamar yang ditunjuk Angga dan mencoba mendobraknya, beberapa teman Bima menghampiri Al untuk menegurnya atau sekedar bertanya tapi Al hanya diam, ia tidak punya waktu untuk bicara, ia tetap mencoba mendobrak pintu kamar yang cukup tebal itu. Angga yang melihat Al dikelilingi orang-orang itu menghampiri mereka untuk menjadi tameng Al, ia yang berbicara dengan teman-teman Bima dan membiarkan Al tetap berusaha mendobrak kamar itu.

Didobrakan ketiga yang lebih kuat dari sebelum-sebelumnya, Al berhasil membuka pintu kamar itu. Dilihatnya Andin terbaring di tempat tidur dengan bergerak tidak karuan, membuat dress yang digunakannya tersingkap sampai paha. Benar tebakan Al, Andin mabuk makanya ia dengan pasrah mengikuti Bima. Sementara Bima dilihat Al baru keluar dari kamar mandi sambil menarik ikat pinggangnya.

Al menghampiri Bima dan memberikan satu pukulan diwajahnya.

"Bang Al?" Bima terkejut sambil memegang pipinya yang baru saja diberikan bogeman oleh Al. Setelah itu Al tidak bicara apa-apa lagi, ia menarik turun dress Andin yang tersingkap dan mengangkat Andin untuk keluar dari sana. Meninggalkan Bima, Angga, dan orang-orang yang memperhatikan mereka karena menyebabkan keributan kecil.

HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang