Tigapuluhdua

3.6K 575 139
                                    

"Mas, kenapa gak pulang sih?" omel Andin ketika memasuki ruang kerja suaminya.

Al yang semula menatap pada laptopnya pun mengalihkan pandangan kepada istrinya.

"Kamu mau bawain makan siang atau mau marah-marah?"

"Dua-duanya" Andin mendudukan dirinya di sebelah Al lalu mencium tangan suaminya itu.

"Wajahnya jangan kayak gitu, gak ikhlas banget"

"Jam istirahat masih kerja aja, gak selesai-selesai perasaan tuh kerjaan padahal udah dikerjain sampe gak pulang" sindir Andin.

"Ndin.."

"Hmm.."

"Gak boleh kayak gitu, harus bersyukur, di luar sana tuh masih banyak orang yang butuh kerjaan"

"Huhh" Andin menghela nafasnya.
"Yaudah ini makan dulu, nanti lagi kerjanya. Pasti kamu gak makan malam sama sarapan kan?" Andin mengeluarkan makanan yang dibelinya tadi.

"Kamu udah makan siang?"

Andin menunjukan deretan gigi rapinya sebagai jawaban.

Al mencubit gemas pipi Andin.

"Aw.. aw.. aduh.."
"Aku tadi abis belanja kebutuhan dapur langsung ke sini"

"Terus kamu beli juga makanan buat kamu?"

"Aku lagi mau indomie"

"Indomie?"

"He'em, ini kamu makan duluan aja, aku ke pantry masak mie" Andin baru berdiri dari duduknya lalu tangannya ditahan oleh Al.

"Telepon aja, minta dibuatin dan dianter"

"Boleh pakai telepon?"

"Kamu itu istri saya, kamu bisa melakukan apapun di rumah dan di kantor karena semuanya milik kamu juga"

Andin tersenyum dengan mata berkaca-kaca.

"Kenapa gitu?"

"Terharu"

"Ck! Udah sana telepon, nanti keburu masuk angin"

"Kamu kerokin juga sembuh" celetuk Andin sambil berjalan ke meja kerja Al di mana ada telepon kabelnya.

**

"Alesan apa lagi?" tanya Andin ketika memergoki suaminya baru pulang jam dua pagi.

Al cukup terkejut dengan suara Andin yang tiba-tiba ketika ia membuka pintu kamar. Sudah hampir seminggu Al sengaja pulang ketika Andin dirasanya sudah tertidur, pikirnya yang penting ketika Andin bangun ia sudah ada di sebelahnya dan Andin lihat bahwa ia pulang ke rumah.

"Kok alesan? Kamu kan tau saya kerja" Al masuk ke kamar mandi, Andin mengikutinya dan berbicara dari luar pintu yang dikunci dari dalam.

"Kamu itu bos pemilik perusahaan, CEO, kok kerjanya kayak customer service yang ambil dua shift sih?"

"Kamu ngomong apa, Ndin? Gak kedengeran"

Andin memutar handle pintu kamar mandi untuk masuk dan bicara di hadapan suaminya.

HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang