Enambelas

2.1K 433 69
                                    

Follow twitter dulu: @jgnkasihtitik 😘
Spill-spill tentang cerita di sana biarpun yang baca cuma 10 supaya bagian bawah cerita bersih gak ada bicit writer, bicitnya pindah ke atas dulu kali ini. Jadi pembuka cerita wkwk

**

Hari ini Andin bangun pukul 08.00 pagi karena ia sulit tidur semalam. Ketika membuka matanya, Andin langsung teringat pada sosok yang akan meninggalkannya hari ini. Andin duduk bersandar pada headboard lalu meraih ponselnya.

Mas, kamu udah sampai di Malaysia?

Kirim Andin pada kakaknya Roy, tidak lama sebuah balasan ia terima.

Saya sudah di Malaysia dan mungkin akan lebih sibuk.

Okay, tapi tetep jaga kesehatan ya mas jangan terlalu diforsir dan jangan lupain makan.

Setelah itu tidak ada balasan lagi. Andin menghela nafasnya, kembali meletakan ponselnya, dan kembali masuk ke dalam selimut sambil memeluk gulingnya. Andin bahkan tidak membalas pesan selamat pagi dari kekasihnya. Tidak biasanya Andin semalas ini menghadapi hari dan banyak tidur.

Satu jam setelah kembali tertidur, Andin bangun karena ponselnya berdering, panggilan dari Bima.

"Hallo, sayang," sapa Bima di telinga Andin.

"Iya Bim, kenapa?" tanya Andin masih memejamkan matanya.

"Kok kenapa? Gak boleh ya aku telepon pacar aku?" tanya Bima dengan nada sendunya dan itu membuat Andin merasa tidak enak.

"Eh bukan gitu, maaf ya,"
"Kamu udah di kantor?"

"Udah, ini kan udah jam sembilan lewat,"
"Kamu hari ini kerja?"

"Aku hari ini gak ada kerjaan."

"Mau jalan? Nanti kalau pekerjaan aku udah selesai, aku izin bos pulang lebih awal."

"Eh-emm.. aku lagi gak mau kemana-mana, sorry Bim,"
"Aku lagi gak enak badan," betapa cocok Andin dan Al yang suka berbohong.
"Ini aja aku baru bangun."

"Kamu sakit?" langsung terdengar nada khawatir dari seberang sana.

"He'em, jadi hari ini aku mau istirahat aja di apartemen."

"Iya, kamu istirahat aja kalau gitu,"
"Udah minum obat belum?"

"Habis ini aku minum ya, mau makan dulu."

"Beli aja ya gak usah masak, sebentar aku pesenin."

"Gak usah Bim, aku pesen sendiri aja ya,"
"Kamu fokus sama kerjaan kamu aja,"
"Semangat kerjanya ya."

"Tapi makanannya jangan sembarangan ya sayang," pesan Bima.

"Iya."

"Cepet sembuh sayang, I love you."

"Makasih Bim, aku matiin teleponnya ya."

"Iya istirahat ya,"
"Bye sayang."

"Bye, Bima."

Andin tidak benar-benar sakit, ia hanya sedang malas melakukan apapun, kemanapun dan bertemu siapapun, mungkin terkecuali Aldebaran, sayangnya pria itu berada jauh di negeri Jiran.

HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang