12-D. Kebersamaan

2.4K 299 14
                                    

Typo dimana-mana ⚠

Keheningan tengah menyelimuti suasana ruang tamu. Terlihat para bodyguard berjalan berlalu lalang seperti bisa menjalankan tugas. Apalagi kalau bukan untuk menjaga ketat setiap sudut ruangan mansion.

Hal ini, tentunya tidak membuat sepasang kakak beradik merasa terusik sedikitpun, toh itu pekerjaan mereka. Dua insan tersebut terlihat sibuk dengan dunia mereka yang tampak asik. Vincent dengan tabnya ditangan sembari duduk bersender santai disofa sembari menyilangkan satu kakinya, sementara Arlard sibuk menggoyangkan jarinya dilayar gadget, memainkan game PUBG, kesukaanya dengan tiduran disofa lain.

"Ehem, sunyi sekali?" Suara Smith memecahkan keheningan kedua putranya. Menggendong tubuh Darrel, masih memejamkan mata. Putra bungsu Smith nampak malas untuk membukakan mata, setelah terbangun satu jam yang lalu.

Melihat kedatangan orang yang ditunggu-tunggu. Arlard segera terbangun dari posisi tidurnya. Memasukan ponsel miliknya ke saku celana pendek yang ia kenakan.

"Berikan baby Arrel kepadaku dad!" Arlard menghampiri Smith saat daddynya itu akan mendaratkan pantatnya ke sofa.

"Daddy rasa, putra daddy yang satu ini sedang kesal." Smith menggoda dengan memberikan tubuh Darrel ke arah Arlard yang menggeliat, terusik.

Arlard mengusap lembut punggung adiknya agar terlelap kembali. "Vincent sialan salah satu penyebabnya." Jawabnya ketus dengan sesekali melirik Vincent yang sibuk dengan tabnya.

Vincent berdehem keras tanpa menoleh. Sadar jika namanya disebutkan.

"Sudahlah!" Smith menengahi menatap satu persatu wajah kedua anaknya. "Arlard, daddy akan berangkat ke perusahaan. Jaga baby Arrel!" Sambungnya.

"Siap dad." Sahut Arlard mendudukan pantatnya kembali. Sesekali matanya jelalatan untuk melirik ke arah kakak pertamanya itu. Melalui bayangan pojok ekor matanya, Vincent tersenyum tipis.

"Diego akan tiba sebentar lagi. Daddy percayakan baby Arrel ke kalian." Ujarnya merapikan setelan jas hitamnya sebagai ciri khas pembawaan dari kewibawaannya.

Smith menoleh ke arah Jackson, berdiri tegak tepat dibelakangnya. Hanya terhalang sebuah sofa. "Apakah kau sudah menyiapkan semua?"

Jackson menunduk hormat. "Sudah Tuan." Jawabnya.

Smith beralih menatap putra-putranya, "Vincent, Arlard. Daddy berangkat dulu! Jangan lupakan untuk memberikan baby Arrel vitamin dan tidur siang."

"Laksanakan komandan." Sahut Arlard semangat, sementara Vincent berdehem singkat sebagai jawaban tanpa menoleh.

Smith meninggalkan ruang tamu dengan diikuti Jackson dibelakang punggungnya.

Darrel terbangun dari alam mimpinya. Kepala remaja itu bergerak menjauhkan dagunya dibahu seseorang. Kelopak matanya mengerjap pelan untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam retina matanya.

"Daddy mana kak?" Tanyanya ketika nyawanya telah terkumpul kala mengetahui siapa pemilik bahu yang baru saja dibuat sandaran tidur. "Hoam." Darrel menguap pelan. Segera mulutnya ditutup oleh tangan besar milik Arlard sambil tersenyum manis ke arah adiknya.

"Selamat siang adek terimut kakak." Sapa Arlard, mengecup hidung mancung milik adiknya dengan sesekali mengigit kecil pangkal hidung Darrel.

Darrel mendorong paksa wajah Arlard agar segera menjauh dengan kedua telapak tangannya. "Sakit tau." Gerutunya kesal. Menggusap pelan, bekas gigitan dipangkal hidungnya menggunakan jari telunjuk dengan gerakan memutar.

KAVAMIRO DARREL (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang