20-D. Usaha Darrel

1.6K 222 20
                                    

Vote dan vote dan komen!!!

Jangan lupa dengan alur ceritanya.

-

Devon tersenyum bahagia, kala mendapati sosok adik kesayangan nya tengah berada digendongan Leon setelah berhasil melakukan pendaratan di helipad pribadi Devon.

Laki-laki itu seperti mengabaikan tatanan rambutnya akibat terkena terpaan angin sepoi-sepoi yang berasal dari helikopter pribadi milik Leon.

Leon menyugar rambut depan nya angkuh saat sepasang sepatu hitam milik nya menepak lantai helipad khusus milik Devon dengan ditemani Glendy, membawa Sergio yang terpasang headphone ditelinga guna meredam pembicaraan mereka nanti nya.

"Leon tidak pernah berbohong bukan." Pria itu menyerahkan tubuh Darrel ke arah Devon setelah berhasil turun dari tangga yang dibuat khusus oleh seorang arsitek terkenal, berasal dari negara Swiss. "Jangan lupa untuk memberikan obat mutagen yang ku berikan saat satu bulan yang lalu." Leon sedikit mengingatkan. Mengambil tubuh Sergio dalam gendongan Glendy.

"Devon teman mu ini tidak sepelupa itu kawan." sahut nya menepuk perlahan pantat Darrel yang bergerak tidak nyaman saat berpindah posisi.

"Baiklah. Jaga adik kesayangan mu itu agar tidak kembali ke keluarganya." Leon mengakhiri acara pertemuan mereka kemudian menaiki kembali helikopter pribadi milik nya setelah pertemuan mereka yang berlangsung sepuluh menit itu.

Devon lagi-lagi menampakan senyuman entah berarti apa, menatap datar kepergian Leon yang meninggalkan bandara mansion nya.

Darrel sekilas bergerak tidak nyaman, tetapi tangan Devon dengan sigapnya segera mengatasi sambil menepuk-nepuk pantat Darrel secara pelan.

Devon kemudian mengecup lama kening adiknya yang sudah lama tidak ia temui dengan memejamkan kelopak mata. Bibir berwarna pink itu sengaja menempel lama demi melepas kerinduan yang selama ini ia tahan. Mungkin setelah ini ia akan mengucapkan kata terima kasih kepada Leon sebab telah membawa adik kesayangan nya kembali ke dalam rengkuhanya.

Miller yang berdiri siaga, tidak jauh dari jangkauan Devon seketika angkat bicara--merusak moment berharga Devon. Terdengar geraman lirih berasal dari mulut Devon, sorot matanya menatap horor asisten pribadinya itu dengan wajah masam akibat merusak suasana hatinya saat ini. Alhasil mata beriris abu-abu itu terbuka sempurna.

"Maaf Tuan Devon! Apa tidak seharusnya headphone yang melingkar dileher Tuan muda Darrel untuk dilepas terlebih dahulu." Jujur saja Miller tengah menyiapkan mental, bersiap-siap mendapatkan hukuman dari Tuan nya itu.

Terdengar Devon mengembuskan napas. Melirik singkat ke arah Miller kemudian beralih melihat headphone yang melingkar dileher Darrel.

"Karena ini hari bahagia ku. Aku tidak akan menghukum mu walaupun sebelumnya kau telah merusak moment berharga ku." Setelah itu Devon memberikan alat itu ke arah Miller.

Miller menerima nya dengan menelan salivanya kasar. Membuang napas lega akhirnya terdapat pintu toleransi untuk kesalahan yang baru saja ia perbuat sebelumnya.

"Siapkan kamar khusus untuk adik kesayangan ku ini." Devon berusaha untuk tidak kecolongan lagi untuk kedua kalinya. Cukup waktu itu saja, ia gagal dalam mempertahankan dan melindungi adik kesayangan itu saat diambil paksa oleh ayah kandung nya.

KAVAMIRO DARREL (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang