𖧷 🦉 ゙𝟎𝟓. 𝐊𝐄𝐍𝐀 𝐒𝐀𝐍𝐊𝐒𝐈᠉ 𖧧

43 9 0
                                    

Selesai dengan kegiatannya memasak dan sarapan bersama, Prima dan Samudra segera berpamitan pada ibu panti untuk berangkat ke sekolah.

Waktu menunjukkan pukul 6.30, Samudra segera melajukan motornya agar cepat untuk ke sekolah.

Namun, ditengah perjalanan, tiba-tiba Sam menghentikan motornya, tak jauh dari sebuah halte.

Prima yang sadar mereka sudah berhenti sebelum sampai di area sekolah, lantas bertanya pada Sam, "Kok berhenti?"

"Turun"

"Ha?"

"Buruan"

"Gila lo?!" tanyanya kesal, lantas segera turun dan melemparkan helm Sam ke semak-semak dipinggir jalan.

"Bangke"

Tak mempedulikan Sam, Prima segera berlari mengejar bus yang kebetulan sudah berhenti didepan halte.


Didalam bus, Prima tak henti-hentinya menggerutu, hingga membuat beberapa penumpang melihatnya seperti orang aneh.

Bus tiba-tiba berhenti, sehingga Prima tak sengaja menabrak seseorang didepannya.

Orang itu berbalik, dan menatap sinis ke arahnya.

"Maaf kak, nggak sengaja," ucapnya tulus, sekaligus takut.

Saat hendak keluar, kakinya terhalang oleh wanita tadi. Membuat Prima tersungkur dan menjadi bahan tertawaan penumpang lain.

Prima berdiri, dengan jiwa yang kesal ia memutuskan untuk segera keluar dari bus. Namun, langkahnya terhenti ketika ia mendengar wanita itu berteriak

"Makanya jalan tuh pake mata!" ujarnya yang membuat Prima semakin mengepalkan tangannya kesal.

Tapi sudahlah, tak peduli. Yang penting sekarang ia harus masuk kelas tepat waktu.

••🦋••

Didalam kelas, Sam masih memperhatikan buket bunga dan sebungkus coklat di mejanya. Siapa pemiliknya?

Tak hanya bunga dan coklat, ada sepucuk surat berwarna merah muda yang membuat Sam sedikit geli melihatnya.

Akhirnya, ia memutuskan untuk membuang benda-benda tersebut.

Dilemparkannya coklat itu ke tempat sampah, tetapi berhasil ditangkap oleh Prima yang baru masuk ke kelas. Tanpa basa-basi, gadis itu langsung membuka dan memakannya.

"Makasih," ujarnya, lalu segera duduk.

Sam melihatnya dengan tatapan julid, lalu berdiri untuk membuang bunganya.

Hari ini jadwal pelajaran olahraga untuk kelas mereka. Pak Joko, selaku guru PJOK, memberi waktu 15 menit untuk para siswa berganti seragam.

Prima masih mencari seragamnya, mengotak-atik isi loker hingga berantakan, namun tak kunjung menemukan seragam olahraga. Seingatnya, kemarin semua siswa menyimpan seragam tersebut di loker, termasuk Prima. Sekarang kemana seragam tersebut?

15 menit berlalu, dan Prima tak kunjung menemukan seragamnya. Akhirnya ia menyerah, mungkin saja tertinggal dirumah. Atau, seseorang dengan jahil menyembunyikannya.

"Bagi anak-anak yang tidak memakai seragam, silahkan angkat tangan!"

Mendengar instruksi dari Pak Joko, Prima dengan berat hati mengangkat tangannya.

"Tumben lo?" bisik Mika. Sungguh, ini pertama kalinya mereka semua melihat Prima tak taat peraturan.

"Silahkan pergi ke lapangan indoor, bersihkan semuanya, sebentar lagi akan digunakan untuk pertandingan basket antar sekolah," ujar Pak Joko.

Samudra | Hwang HyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang