𖧷 🦉 ゙𝟐𝟏. 𝐒𝐈𝐍𝐊᠉ 𖧧

48 8 0
                                    

"Loh kok malah dimasukin kesitu sih, Prim?"

Mika berkali-kali mengeluh karena Prima tak becus membersihkan pantai. Sampah plastik yang seharusnya dimasukkan ke kantung anorganik malah ia masukkan ke kantung organik.

Ya, sekarang mereka semua sudah berada di Pantai Ancol untuk membersihkan sampah disana.

Sejak tadi pagi hingga sekarang —yang sudah hampir siang, Prima terlihat seperti orang aneh. Ia melamun disaat-saat penting dan genting, terkadang juga melakukan kesalahan dalam beberapa hal yang ia lakukan sejak tadi.

"Prima, awas!" teriak Reno yang langsung menyelamatkan Prima ketika gadis itu hampir tertimpa buah kelapa dari atas pohon.

"Lo kenapa sih?"

Prima hanya menggeleng sambil tersenyum, lalu berusaha fokus agar pekerjaan mereka segera selesai.

"Nggak, eumm, ayo lanjutin aja," ucapnya.

Akhirnya mereka langsung melanjutkan pekerjaan hingga siang, masih dengan Prima yang kurang fokus, dan Mika yang terus marah-marah.

••🦋••

Selesai membersihkan seluruh area pantai hingga kurang lebih pukul satu siang, anak-anak yang kelelahan itu langsung membersihkan diri dan lanjut bermain di pantai yang sudah bersih.

Tapi tidak dengan Prima dan Mika. Mereka lebih memilih untuk duduk berdua didalam cafe. Duduk didekat jendela, memperhatikan gelombang laut yang tenang, sambil berbincang ringan. Cuaca terlalu panas untuk saat ini, keduanya sama-sama tak suka udara pantai.

"Ka"

"Hm?" Mika menoleh sambil memakan es krim matcha nya.

"Semalem Sam confess ke gue," ujar Prima dengan tatapan kosong.

Seketika Mika tersedak mendengar ungkapan tersebut. Sejak kapan mereka saling suka? Ah, sekarang tenggorokannya terasa gatal, banyak pertanyaan yang ingin ia lontarkan.

"Terus kalian sekarang resmi jadian dong?" tanyanya setelah susah payah menghentikan batuk.

Prima menggeleng pelan, membuat Mika langsung membulatkan matanya yang sangat sipit.

"Hah?!" suara itu cukup keras untuk menarik perhatian orang-orang didalam cafe. Hingga akhirnya Prima harus menutup mulut sahabatnya itu.

"Lo mikir apaan anjir?!" tanyanya lagi dengan suara yang lebih pelan.

Prima menghela nafas sejenak, lalu meminum chocolate ice yang masih sangat dingin.

"Gue nggak tau perasaan ini"

"Maksud lo?"

Sekarang pandangan Prima berpindah ke arah luar jendela, memperhatikan orang-orang yang tengah bahagia bermain, namun tak ada Sam disana.

"Gue suka deg-degan kalo sama Sam, tapi gue ngerasa itu cuma detak nggak beraturan karna kita baru kenal. Rasanya kaya, kecepetan..."

Mika memakan es krimnya dengan kesal. Sahabatnya ini terlalu trauma dengan perasaan cinta. Bahkan ia hampir tak bisa membedakan detak cinta dan detak canggung.

"Primala Anindita, lo bego banget sih"

Prima menoleh dengan tatapan polos, sedikit bingung melihat wajah emosi Mika.

"Lo seneng kan kalo lagi jalan sama Sam?"

Prima mengangguk pelan.

"Lo bahagia kan kalo dapet perhatian Sam?"

Prima mengangguk lagi.

"Dan lo suka deg-degan kalo digombalin Sam?"

Untuk kesekian kalinya Prima mengangguk, membuat dirinya sadar bahwa,

Samudra | Hwang HyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang