Akhirnya hari yang dinantikan pun tiba. Kini semua peserta kemah sudah bersiap di aula sekolah, lengkap dengan semua barang-barangnya.
"Mohon perhatian, silahkan teman-teman segera masuk kedalam bus sesuai ketentuan. Bagi yang merasa kurang sehat segera hubungi kakak-kakak senior disana. Kita akan berangkat 30 menit lagi, paham?" teriak Reno dengan megafonnya.
"PAHAM KAK," jawab mereka serentak.
Akhirnya mereka semua memasuki bus sesuai pembagian. Prima dan Sam mendapatkan bus nomor dua, sedangkan Mika berada di bus nomor satu.
Prima berniat untuk duduk bersama Fany, tapi tiba-tiba Sam menarik tubuhnya hingga terduduk di kursi sebelah Sam.
"Sama gue aja," ujarnya.
"Ih ogah, gue mau disana," berontak Prima, lalu berdiri untuk pergi. Namun, lagi-lagi Sam menahannya.
"Lo nggak liat? Tuh"
Prima ikut menolehkan pandangannya pada apa yang ditunjuk oleh Sam. Ah, ternyata Fany sudah duduk bersama Juna, pacarnya.
Tanpa sadar senyum Sam merekah ketika melihat Prima kembali duduk disebelahnya.
Prima mengeluarkan headset, sambil memutar musik favoritnya. Lagu-lagu milik One Direction tak pernah membuatnya gagal jatuh cinta. Ia selalu menikmati karya milik mereka.
Tapi tiba-tiba saja Sam mengambil salah satu headset, lalu menyenderkan kepalanya di bahu Prima.
"Lo ngapain sih?" tanya Prima yang merasa risih dengan kelakuan Sam pagi ini.
"Sstt, diem, lagunya enak"
Prima hanya merolling matanya, lalu memilih untuk tidur, menyenderkan kepalanya di kaca bus.
Melihat posisi tidur Prima yang kurang nyaman, Sam memindahkan kepala gadis itu ke bahunya. Mungkin sekarang terasa lebih baik.
Tapi tiba-tiba niat jahil muncul dikepala Sam. Lelaki itu segera mengaluarkan ponsel dan memotret wajah Prima ketika masih tidur.
'Lo tidur aja cantik Prim, gimana kalo di pelaminan sama gue nanti' -batin Sam sambil tersenyum memandangi foto tersebut.
Rambut Prima terlihat sangat mengganggu dan membuatnya tidak nyaman. Sam berniat merapikan anak-anak rambut itu, agar Prima lebih nyaman saat tidur.
Ah sial, Sam selalu terpaku saat wajah mereka berdekatan. Ia tak pernah berhenti memandangi detail wajah gadis itu. Seluruh bagian wajahnya sempurna tanpa celah.
Tiba-tiba Prima terbangun, dan mendapati wajah Sam berada tepat didepannya, sangat dekat, hampir tak ada jarak.
"Ngapain lo?" tanyanya panik sambil memundurkan wajah.
Sam yang ikut panik hanya bisa diam, mendadak bibirnya terlalu kaku untuk menjawab.
"Gue cuman i-itu, benerin rambut lo. Jangan salah paham," jawabnya.
Jantung Sam berdetak sangat cepat, hingga rasanya hampir lepas. Begitupun Prima, rasa kantuknya seolah hilang begitu saja setelah melihat wajah Sam didepannya.
••🦋••
Sesampainya di lokasi, seluruh siswa langsung menyebar ke tempat-tempat yang sudah disiapkan oleh senior mereka. Mereka harus membuat tenda pagi ini.
Satu tenda berisi empat sampai lima orang. Prima, Mika, Fany, dan Adela menjadi teman satu tenda. Beruntung, keempatnya sudah sangat dekat, jadi tak perlu susah-susah menyesuaikan diri.
"Mohon perhatian, setelah tenda selesai dibangun, kita istirahat sarapan sampai jam sembilan. Gunakan waktu sebaik-baiknya, jangan banyak bercanda," Teriak Reno ditengah lapangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Samudra | Hwang Hyunjin
Teen FictionSecarik kisah tentang mereka yang jatuh cinta, dan jatuh ke tangan Sang Pencipta. Samudra by Aerglovic. Start : 17.04.22 End : 03.09.22