𖧷 🦉 ゙𝟏𝟐. 𝐓𝐀𝐌𝐀𝐑𝐀᠉ 𖧧

35 9 0
                                    

Mentari pun hirap
Mengerti suasana hati yang penuh harap
Memberi kesempatan untuk saling menatap
Ditengah rintik rindu yang dingin nan gelap

••🦋••

Hujan deras mengguyur jalanan ibu kota, membuat beberapa orang disekitar caffe berhenti untuk menghangatkan tubuh atau sekedar berteduh.

Hal itu menyibukkan Prima, Satria, juga beberapa pegawai caffe. Kebetulan mama dan papa sedang pergi, jadi mereka diberi amanah untuk mengurus caffe.

Semua orang berlalu lalang, baik didalam maupun diluar caffe. Bubuk kopi, coklat, susu, hingga brownies dan cake perlahan habis ditelan para pelanggan. Benar-benar tak disangka, hari ini rezeki mengalir deras untuk mereka, sama seperti derasnya hujan diluar sana.

"Huh, capek," Satria sudah merebahkan dirinya di sofa barista. Tubuhnya terasa remuk karena bolak-balik mengambil dan menyerahkan pesanan.

"Geser," Prima pun sama, tangannya serasa ingin patah karena kelelahan meracik kopi.

"Bahan-bahan abis loh kak," ujar Satria, namun masih dengan mata tertutup.

"Ntar langsung beli aja kalo hujannya reda"

Beruntung, saat bahan-bahan habis, tidak ada pesanan lagi selain minuman soda dan cookies.

••🦋••

Disisi lain, lelaki sipit itu tengah termenung bersama gitar kesayangannya. Lagi-lagi hujan membawa ingatannya kembali ke Tamara. Ditambah, didepannya kini terlihat tulisan tangan tamara, juga beberapa foto dan barang yang dulunya sering ia kenakan.

Diraihnya bingkai foto-foto tersebut, terlihat sepasang kekasih yang tertawa bahagia ditengah pasir pantai yang begitu bersih. Tangannya bergerak mengelus foto itu, sangat indah untuk dipandang, namun sakit jika dikenang.

Hujan masih belum mereda, seolah ikut merasakan sesak dihati Samudra. Ia tak ingin menangis, namun matanya terus memanas, memaksa untuk mengalirkan air mata kesendirian.

Samudra mengambil buku tersebut. Buku diary milik Tamara.

Tertulis di sampul buku,

"Buka halaman 31, jangan yang lain!"

hai sam <3
ini ara ^^
kamu apa kabar? baik-baik aja kan? jangan sakit! nanti aku sedih :(

hehe, mungkin kamu nerima surat ini setelah berbulan-bulan aku nulisnya.
kamu tau gak?
kankernya deketin aku :(
dia naksir kali ya?
haha

kamu jangan cemburu!

ehm, mungkin waktu kamu baca surat ini, kita udah gak bisa ketemu.
tapi, aku akan selalu inget kamu walaupun nyawa aku udah gaada.

jangan nangis!
aku baik-baik aja kok
malah, sekarang udah gak ngerasain sakit.
Tuhan baik banget kan? iya donggg.

kamu jangan suka marahin Felix yaa! dia anak baik.

oke udah gitu aja, tangan aku mulai capek. nih liat tulisannya jadi berantakan. semoga kamu masih bisa baca yaa!

your gf : Tamara Salsabila.

Dadanya semakin sesak, air mata mengalir deras membasahi kedua pipinya. Ingin rasanya ia berteriak menyalahkan takdir, tetapi ia sadar, takdir tak pernah salah.

Sam sangat merindukan Ara, sungguh. Ia baru tau, Tamara sudah pergi atas panggilan Tuhan. Kenapa baru sekarang ia tau? Kenapa ia baru mendapat kabar setelah kematian Tamara yang sudah sangat lama? Samudra hancur. Ia merasa menjadi sosok paling jahat saat ini.

Samudra | Hwang HyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang