𖧷 🦉 ゙𝟐𝟓. 𝐌𝐈𝐒𝐒 𝐔᠉ 𖧧

50 7 0
                                    

Siang ini, Prima memutuskan untuk pulang sebentar. Tubuhnya juga sangat lelah setelah semalaman menangis. Dia juga baru tidur sebentar, kurang dari satu jam sebelum subuh.

Bunda juga sama. Beliau pulang sebentar siang ini, untuk mengambil pakaian Sam, dan mengunjungi butik yang sudah lama tak di cek.

Hanya menyisakan Samudra dan Felix disana.

Sam tak tidur. Ia merasa sudah tidur cukup lama pagi tadi. Begitu pula Felix.

Suasana hening menyelimuti keduanya. Tak ada yang membuka obrolan. Di ruangan itu hanya terdengar suara AC dan detikan jam dinding. Sampai akhirnya Felix mulai bersuara.

"Lo se-deket apa sama Prima?" tanyanya dengan raut sangat penasaran.

"Kita jadian," jawab Sam singkat.

"Eh, wait. Lo kenal Prima?"

"Mantan."

Sam terkejut hingga matanya membulat sempurna. Jadi, selama ini Prima gamon karena Felix?

"Secepet itu lo lupain Ara?" tanya Felix seolah menuduh Sam sudah berhenti mencintai Tamara.

"Ikhlas, bukan lupa. Gue bukan cowo sasimo kaya lo." Jawab Samudra tegas. Ia tau, Felix mencintai Tamara sampai kapanpun. Meski hubungan mereka tak pernah benar-benar ada.

Tiba-tiba, Reno datang bersama bebannya, Aji. Lelaki itu masih belum sembuh total. Ia harus tetap menggunakan bantuan kursi roda untuk berpindah tempat.

Mereka juga sama-sama terkejut ketika melihat kehadiran Felix. Seketika Reno teringat kata-kata Prima, bahwa mereka yang bepergian, pasti tujuan akhirnya adalah pulang.

"Felix bro," bisik Aji pada Reno.

"Iya tau"

Reno segera mendorong kursi roda Aji untuk menghampiri Sam. Seolah tak terjadi apa-apa, Reno juga memberi senyum pada Felix.

"Lo kata mau nengokin gue sambil bawain makanan? Nyatanya apa? Malah gue yang nengokin elo. Teganya kamu membohongi aku mas"

Ya, Drama Aji kembali kumat. Percayalah, Sam benar-benar ingin memarut wajah tengil sahabatnya itu. Mengerikan.

"Bagus dong, jadi lo bisa keluar rumah, nggak tiduran doang di kamar, kaya aki-aki jompo"

Aji hanya merolling matanya, sambil mengambil buah pir disamping ranjang Sam. Lalu tatapannya beralih ke Felix yang sekarang tengah duduk di sofa sambil kelutikan dengan keyboard hp nya, brisik.

Aji
Taman RS

Felix
Ngapain?

Aji
Udah buruan

Setelah beberapa saat Felix keluar, Aji ikut menyusul. Dengan alasan ingin refreshing. Awalnya Reno menawarkan diri untuk membantu mendorong kursinya. Tapi Aji menolak, Reno harus menjaga Sam.

••🦋••

Mereka duduk berdua dibawah pohon mangga yang ada di taman rumah sakit tersebut.

"Lo jangan gangguin Reno lagi ya, please," ucap Aji tiba-tiba.

Felix jadi merasa bersalah. Iya, dia dulu sangat tidak suka melihat Reno bahagia. Ia akan merebut apapun yang dimiliki maupun yang tidak dimiliki Reno. Termasuk Prima.

Rasa dendamnya karena ia pernah disakiti Reno saat masih SD, membuat Felix ingin balik menyakiti Reno. Bukan pada fisik, melainkan pada hati.

Felix tau, Reno menyukai Prima sejak mereka masih menjadi siswa baru. Tapi Reno tak kunjung menyatakan perasaan. Jadi, Felix memanfaatkan peluang itu untuk memacari Prima, membuat Reno patah hati. Walaupun lama kelamaan, Felix jadi benar-benar mencintai Prima.

"Gue minta maaf," ucapnya sambil menunduk, menyesal.

Aji menepuk pundak Felix yang sekarang tengah menangis menyesali perbuatannya. Ia tau perasaan Felix, ia paham.

"It's okay, Reno juga udah berusaha lupain semuanya, kalian harus damai"

Aji menyenderkan tubuhnya, lalu menghembuskan nafas, dan tersenyum.

"Hari ini, dia bakal nyatain perasaan ke Prima," ucapnya, membuat Felix langsung menoleh.

"Tapi dia udah jadian sama Sam"

"Hah?"

••🦋••

Prima kembali ke rumah sakit bersama Satria. Tapi ketika di koridor, ia bertemu Felix yang sedang mendorong kursi roda Aji. Felix meminta Aji untuk pergi dulu bersama Satria. Dia ingin berbicara dengan Prima.

Mereka duduk dibangku taman tadi. Suasana lebih sepi dari sebelumnya. Mungkin sudah waktunya pasien untuk beristirahat.

"Apa kabar?" tanyanya dengan suara deep yang selalu membuat Prima merinding.

"Baik, lo?"

Felix menghembuskan nafas panjang, lalu menoleh, menatap Prima dengan mata berkaca-kaca.

"Gue kangen sama lo"

Samudra | Hwang HyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang