Dan disinilah mereka sekarang. Duduk didepan ruang IGD dengan perasaan resah sekaligus bersalah. Terlebih Reno, ia tak berhenti menjambak rambutnya sendiri. Lelaki itu merasa sangat bersalah. Karena acara bersih-bersih pantai ini berawal dari persetujuannya.
Berkali-kali pula Mika berusaha menenangkan Reno. Ia tau, Reno tak pernah bisa memaafkan dirinya sendiri jika terjadi sesuatu pada orang-orang terdekatnya.
Prima? Gadis itu masih menangis dengan suara parau. Tubuhnya masih menggigil karena belum berganti pakaian. Wajahnya pucat bak mayat hidup. Suaranya serak karena terus menangis, dan kepalanya pusing seperti dicabik-cabik.
Dokter datang bersama kedua perawatnya. Menanyakan anggota keluarga Samudra.
"Maaf pak, keluarganya masih ada di Australia. Kita lagi berusaha hubungin," ujar Juna, satu-satunya orang yang masih cukup waras untuk bicara.
Dokter menghela nafas sejenak, lalu mulai menjelaskan apa penyakit yang diderita Sam.
"Mungkin sebelumnya, pasien sudah mengidap pneumonia?"
Semua orang disana hanya diam. Jujur, mereka tak pernah tau Samudra punya penyakit. Dia selalu bersikap ceria seolah hidupnya lancar tanpa beban.
Dokter pun melanjutkan penjelasannya.
"Karena konsumsi rokok yang berlebih, ditambah, mungkin pasien pernah meminum alkohol, akhirnya terjadi kompilasi."
Mereka masih menyimak, mendadak dada Prima semakin sesak mendengar kata kompilasi.
"Efusi pleura namanya. Dimana adanya penumpukan cairan di rongga pleura. Jadi, kita harus meminta persetujuan keluarga untuk melakukan operasi torakoskopi"
"Resikonya sebesar apa ya, Dok?" tanya Mika.
"Resikonya cukup rendah, jadi kalian jangan khawatir. Kami akan menyelamatkan nyawa Samudra. Untuk sementara, dia harus menggunakan alat bantu karena masih kesulitan bernafas, secepatnya akan kami lakukan operasi setelah mendapat persetujuan dari pihak keluarga"
"Baik Dok, terimakasih"
••🦋••
Prima memasuki ruangan tersebut. Dadanya sakit, matanya memanas, dan tubuhnya lemas tatkala melihat keadaan Samudra yang terbaring lemah disana.
Ia mendekat, semakin tercium aroma obat-obatan. Selang oksigen yang terdapat di wajah Sam, membuatnya tak terlihat seperti Samudra yang biasanya. Samudra yang kuat, penuh tawa, dan berekspresi ceria.
"Sam..." ucapnya pelan, suaranya hampir habis. Bahkan, mengucapkan nama Samudra saja sudah membuat hatinya teriris.
"Maaf..."
Air matanya mengalir deras, membasahi tangan Sam yang tengah ia pegang. Dadanya sesak, seolah ada beban yang sulit keluar dari dalam sana.
"Harusnya, tadi lo nggak usah liat gue tenggelem. Harusnya lo nggak usah berusaha selametin gue. Harusnya-"
Ungkapan-ungkapan menyesal itu terhenti, karena mendadak Prima hilang kesadaran. Tubuhnya terlalu lemas, hingga untuk sekedar berbicara saja, dirinya sudah pingsan.
••🦋••
Reno dan Mika menemani Prima yang belum juga sadarkan diri. Gadis itu tengah berbaring di salah satu ruangan pasien. Dokter juga sudah memeriksanya. Ternyata Prima hanya kehabisan energi. Sejak tadi siang hingga malam ini, perutnya masih kosong.
Prima membuka matanya perlahan. Sorotan lampu langsung berhasil menembus pandangannya. Ia melihat sekeliling, ternyata ada Mika dan Reno yang sama-sama tertidur.
Tunggu, berapa lama Prima pingsan?
Ia melihat jam dinding, ternyata sudah pukul 9 malam. Apakah Samudra sudah dioperasi? Apakah bunda sudah datang? Bagaimana keadaan Sam sekarang?
Pertanyaan-pertanyaan itu terus berputar dipikiran Prima. Ia berniat untuk kembali ke ruangan Sam. Gadis itu melepas infus secara paksa, tak peduli jika dirinya mendadak lemas seperti tadi.
"Prim, lo mau kemana?" tanya Mika ketika sudah sadar sahabatnya hendak keluar ruangan.
"Liat Sam," jawab Prima singkat, lalu segera keluar untuk menemui lelaki tersebut.
"Kak! Bangun, itu Prima pergi"
Setelah berusaha membangunkan Reno, Mika buru-buru menyusul Prima.
Reno yang masih linglung dengan apa yang terjadi, hanya diam untuk waktu yang cukup lama.
Sampai didepan ruang operasi, langkahnya terhenti. Betapa terkejutnya Prima ketika melihat seseorang yang ada disana bersama bunda.
"Felix?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Samudra | Hwang Hyunjin
Teen FictionSecarik kisah tentang mereka yang jatuh cinta, dan jatuh ke tangan Sang Pencipta. Samudra by Aerglovic. Start : 17.04.22 End : 03.09.22