"Kadang, anak kecil sangat peka dengan kesedihan yang kita coba tutupi." —Raya Arrasya.
—🍁—
"Raya, udah selesai ganti baju?"
Raya menoleh ke arah pintunya saat Vera mengetuk pintu kamarnya. Hari ini, Raya memutuskan untuk izin tidak masuk sekolah karena ingin membantu bunda nya memindahkan barang dari rumah lama ke apartemen Raya. Semangat? Ya, itu yang Raya rasakan. Setelah melewati banyak hal akhir-akhir ini, Raya sadar dengan sikapnya. Mungkin, pilihannya untuk memaafkan adalah jalan yang baik yang pernah ia pilih. Memberi satu kesempatan lagi pada sang Ibu untuk menjalankan perannya dalam keluarga.
Senyum gadis itu mengembang cantik disudut bibirnya. "Bentar lagi, Bun! Aku mau kuncir rambut!" Jawab Raya kemudian menguncir rambutnya dengan karet gelang hitamnya.
"Bunda tunggu di mobil, ya, kalo gitu?"
Raya mengernyit sejenak. Ia mencoba mencerna ucapan bunda nya saat mengatakan 'mobil'. Detik kemudian baru ia sadar jika bunda nya mempunyai mobil dan pergi kesini menggunakan mobil. Raya menepuk jidatnya merasa pikun.
"Pikun banget, sih, Lo, Ray!" Protes Raya pada dirinya sendiri. "Iya, Bunda!" Sahutnya kemudian.
Tak memakan waktu lama, Raya keluar dari kamarnya, mengambil sepatu putih di rak sepatu nya lalu memakainya. Cewek itu membuka pintu apartemen lalu menguncinya. Tangannya menelusup pada kantung celana milik Raya untuk menaruh kunci tersebut.
Ctek!
Raya menoleh ke belakang usai mengunci kamar apartemennya tepat saat seseorang baru saja keluar dari kamar apartemen di belakangnya.
Senyum Raya mengembang saat melihat gadis kecil dengan baju dress putih bunga-bunga selutut dan kuncir dua dengan poni yang sangat menggemaskan itu keluar dari kamar Apartemen di seberangnya.
"Halo, Ila cantik!" Seru Raya merendahkan tubuhnya menyamai tinggi Kila yang tersenyum lepas dihadapannya.
"KAKAK AYA!" Kila memeluk Raya erat dan hangat hingga cewek itu hampir saja terjatuh. Sudah terbilang lama sejak Kila tak lagi bertemu Raya. Mungkin, karena Raya yang akhir-akhir ini banyak kegiatan dan aktifitas sehingga jarang bertemu Kila. Dan juga, Kila memang anak rumahan yang jarang keluar.
Raya tertawa kecil merasa senang dengan Kila. Gemas? Tentu. "Kayaknya Ila kangen, ya, sama kak Aya?" Tanya Raya seraya melepas pelukan.
"BANGET BANGET BANGET!!" Jawab Kila berseru antusias dengan anggukan yang membuat Rambut yang terkuncir dia itu bergerak begitu lucu.
Raya tertawa gemas saat melihat poni gadis kecil itu yang bergerak kecil saat dirinya melompat. Raya mengusap kepala Kila lembut dengan senyumnya yang mekar dengan indah disana.
"Jangan lupa jagain mama sama kak Aga, ya?"
Deg.
Detik itu juga, Kila terdiam. Senyumnya luntur. Gadis kecil itu merunduk dengan wajah suram membuat Raya ikut diam. Senyum Raya pun pelan-pelan memudar melihat gadis kecil itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAYGARA (SELESAI)
Teen FictionJudul awal : NEGARA "kamu datang seperti hujan, deras dan dingin, lalu pergi tanpa kata seperti angin" Negara Ganandra Aldebra adalah seorang cowok dengan segudang tingkah absurd dan tawanya yang kadang mengundang kekesalan apalagi kepada guru BK. W...