"Mengungkapkan hal yang sebenarnya itu kadang sangat menyakitkan." —Negara.
—🍁—
Negara diam. Cowok itu benar-benar terkaku disana. Negara tak bergeming. Dia memejamkan mata menahan sakit yang teramat di dadanya. "Shh.." Negara berdesis. Ia menggigit bibir bawahnya saat lengannya ikut meremak kaus dibagian dadanya. Negara membuka matanya, menaikkan lagi pandangannya menghadap sang ibu sengan air mata yang sudah pecah disana.
Apa yang ia coba tutupi selama ini, semesta malah memberi tahunya. Semesta, kenapa harus sekarang? Nanti saja. Namun, jika pun nanti, mungkin sudah berbeda lagi apa yang akan terjadi. Waktu itu terus berjalan. Dan mungkin jika Negara terus tutupi hal ini malah akan semakin membuatnya tidak tenang.
Sania—wanita itu menatap Negara nanar dengan tangan yang bergetar memegangi kertas yang bertuliskan HASIL PEMERIKSAAN RUMAH SAKIT MEDICTRA atas nama NEGARA GANANDRA ALDEBRA.
....
...
..
"S-tadium... Akhir.."
Sania menggeleng tak percaya. "K-kamu gak pergi ke rumah om Zean, kan?" Tanya Sania dengan suara bergetar. Ia benar-benar ingin Negara untuk menjawab tidak meski sudah jelas ia ketahui.
Bersamaan dengan itu, Dada kiri Negara tiba-tiba saja terasa sesak begitu sakit dan nyeri. Jantungnya mulai berdetak tak karuan. "M-m-ma.."
Sania melebarkan matanya saat melihat darah yang mengalir keluar dari hidung Negara.
"N-negara.."
Negara menatap sang ibu dengan matanya yang hampir tertutup. Tubuhnya melemas. "Maafin, Negara, ma..."
Detik itu juga tubuh Negara jatuh dan tergeletak tak sadarkan diri dilantai. Darah dihidungnya mengalir mengenai lantai putih kamarnya. Dan, yang terakhir ada di pandangan Negara hanya lah sang ibu yang kini berlari ke arahnya dengan rasa panik. Negara tersenyum tipis, "Akhirnya, mama tau."
"Negara!"
KAMU SEDANG MEMBACA
RAYGARA (SELESAI)
Novela JuvenilJudul awal : NEGARA "kamu datang seperti hujan, deras dan dingin, lalu pergi tanpa kata seperti angin" Negara Ganandra Aldebra adalah seorang cowok dengan segudang tingkah absurd dan tawanya yang kadang mengundang kekesalan apalagi kepada guru BK. W...