NEGARA || 49

15.7K 1.5K 13
                                    

Siapkan tisu karena kamu akan tertawa :)
.
.
.
.
.
.

Siapkan tisu karena kamu akan tertawa :)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Drrtttt! Drrtttt!

Atensi Raya teralih saat handphone nya berbunyi menandakan ada panggilan yang masuk. Raya mengambil handphone dari dalam dompet nya. Ia melihat nama kontak yang menelfonnya,

"Siapa Ray?" Tanya Chita menoleh pada Raya saat ia sadar ada yang menghubungi gadis itu.

"Bunda." Balas Raya. Raya mengangkat panggilan itu. "Halo, Bunda. Kenapa?"

Terdengar isakan tangis pelan dari suara bundanya membuat Raya mengerutkan alisnya. "B-bunda kenapa?" Tanya Raya sekali lagi.

"Nak, K-kamu kerumah sakit, yah, sekarang!"

Raya mengerutkan alisnya bingung. Suara bunda nya menjadi serak dan terdengar khawatir. "Memangnya kenapa harus ke rumah sakit? K-kok.. Suara bunda—" Chita dan Kelana menoleh menatap Raya yang menggantung ucapannya.

"N-Negara, sayang.. K-kita kesana, yah, sekarang! Bunda sekarang nunggu jemputan online bunda. Kamu segera kesana, yah! Tante Sania bilang Negara kritis berat!"

Raya membelalak. Hatinya seketikaa sesak. Gadis itu terdiam. Botol minum yang ia pegang terlepas dan jatuh membuat Chita dan Kelana terkejut dan langsung berjalan menghadap Raya mulai khawatir. Bibir Raya bergetar, "N-negara.."

Chita melebarkan matanya, "R-ray, N-negara kenapa?!"

Raya menghela nafas gusar saat matanya ikut berkaca. Gadis itu berdiri dan langsung berlari cepat menuju parkiran sekolah. Chita dan Kleana dengan cepat menyusul.

"Raya! Negara kenapa?!" Teriak Kelana yang ikut berlari menyusul gadis itu.

"Negara kritis berat! Kita ke rumah sakit sekarang!" Jawab Raya terus berlari menuju mobilnya.

Chita dan Kelana tersentak. Kelana berlari menuju mobilnya saat Raya dengan cepat masuk ke dalam mobilnya dan mulai menghidupkan mesin mobil dengan rasa panik.

"Na! Gue ikut lo, ya? Tadi gue di antar kakak gue soalnya!" Pinta Chita.

Kelana mengangguk cepat seraya masuk ke dalam mobilnya. "Buruan masuk! Raya udah ngebut!" Chita msuk ke dalam mobil duduk di kursi samping Kelana saat gadis itu segera menghidupkan mesin mobil nya dan melaju keluar dari area sekolah menyusul Raya yang sangat cepat melajukan mobilnya.

Mobil mereka melaju dijalanan kota yang mulai menggelap dan sudah berganti malam itu. Chita menatap mobil Raya yang melaju sangat cepat membuat perasaannya tidak enak. "Raya terlalu ngebut. G-gue takut dia gak bisa kendaliin dirinya," Ucap Chita dengan jantung yang berdegup kencang.

RAYGARA (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang