Judul awal : NEGARA
"kamu datang seperti hujan, deras dan dingin, lalu pergi tanpa kata seperti angin"
Negara Ganandra Aldebra adalah seorang cowok dengan segudang tingkah absurd dan tawanya yang kadang mengundang kekesalan apalagi kepada guru BK. W...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku yang tak akan terlepaskan, Kamu yang menggenggam hatiku, Kita tak mungkin terpisahkan, Biarlah terjadi apapun yang terjadi.
[ Song : Percayalah-Afgan×Raisa]
•••••
Sebuah mobil berwarna putih itu melaju santai di jalanan sore yang lumayan banyak kendaraan yang berlalu lalang. Seorang lelaki dengan baju kemeja putih, celana jeans hitam dan sepatu putihnya sedang mengendarai mobil tersebut sambil menikmati alunan musik yang sedang ia dengar.
Sampai, pusat matanya teralih ke satu sisi di kirinya dimana ia melihat seorang gadis yang tak asing baginya sedang berlari. Cowok itu memicingkan matanya memastikan ia tidak salah lihat.
Keningnya mengerut, "Raya?"
Awalnya ia tak berniat berhenti, Tapi, melihat gadis itu yang berlari dengan wajah seperti terbalut kecewa membuat cowok itu memberhentikan mobilnya di pinggir jalan dan turun dari mobilnya.
"Gue gak salah lihat. Itu, Raya."
"Ray!" Teriak cowok itu berlari mengejar Raya yang semakin jauh berlari.
Sang pemilik nama itu menghentikan langkahnya dan berbalik saat mendengar suara panggilan yang tak asing baginya. Pemilik suara berat yang sangat ia sukai. Raya melebarkan matanya melihat lelaki yang sudah cukup lama tak bertemu dengannya. Ia masih tak menyangka jika lelaki itu kini berhenti di depannya. "S-selatan?" Bibirnya keluh untuk berkata.
Cowok berhidung mancung itu terlihat khawatir menatap wajah Raya dihadapannya saat ini. Tanpa menjawab sepatah katapun, Selatan menarik tubuh Raya lalu memeluknya. Cowok itu menaruh dagunya diatas kepala Raya seraya mengeratkan pelukannya.
Raya terdiam. Gadis itu benar-benar bungkam. Dia seakan tak percaya jika seorang lelaki yang sudah hampir dua Minggu tak bertemu dengannya kini sedang memeluknya.
Selatan menguraikan pelukannya perlahan. "Lo kenapa, hah? Kenapa nangis?" Tanya nya pelan lalu mengusap mata Raya yang berair disana.
Raya menatap Selatan dalam diam sebelum akhirnya berkata, "Lo kemana aja? Kenapa gue gak lihat lo lagi hampir dua Minggu ini? Apalagi eskul basket lo di tunda. Lo kemana?" Tanya Raya mengalihkan pertanyaan Selatan sebelumnya.
