NEGARA || 41

11.9K 1.5K 22
                                    

Happy reading^^

Kalian mau gak kawal Negara sampai tamat?

Happy end atau sad end?

Berharap Negara sembuh??

Apa perasaan kalian saat tau Negara sakit?

Semangatin Negara dan Raya yuk!

Raya menghidupkan mesin motor besarnya dan siap melaju keluar dari area sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Raya menghidupkan mesin motor besarnya dan siap melaju keluar dari area sekolah. Banyak murid yang berlalu lalang untuk pulang ke rumah mereka masing-masing setelah bel pulang sekolah berbunyi. Siang ini, setelah pulang sekolah Raya memang berniat untuk menjenguk Negara di rumah sakit Medictra untuk melihat perkembangan kondisi cowok itu. Pasalnya gadis itu terus memikirkan Negara. Sedang apa dia? Apa dia sudah sadar? Apa kepalanya masih pusing? Atau tubuhnya merasa sakit? Raya tidak tahu sebelum menemuinya langsung.

Brummm!

"Ray! Lo mau kemana?"

Raya menoleh dan mendapati Chita yang menjumpainya.

Raya membuka kaca helm nya, "Gue mau jenguk Negara!" Jawabnya.

Setelah itu, Raya melajukan motor besarnya keluar dari area sekolah dan meninggalkan Chita disana. Gadis itu hanya menatapi sahabatnya yang terlihat masih khawatir dengan cowok itu.

Tin!

Chita menoleh, cewek itu mengernyitkan alisnya saat sebuah motor berhenti disampingnya. Ia tak dapat melihat jelas wajah cowok yang mengendarai motor itu karena tertutup kaca helm. Cowok itu membuka kaca helm nya, "Chit, gue anterin lo pulang, ya?" Tawarnya.

Chita mengangkat alisnya dan tersenyum tipis. Ternyata itu Langit. "Gak ngerepotin?" Tanya nya.

Langit tersenyum dan menggeleng. "Gak sama sekali. Kan gue yang nawarin lo." Balasnya.

Chita mengulum bibirnya sebentar sebelum akhirnya ia mengangguk. "Oke." Jawabnya. Chita naik ke atas motor Langit dan duduk di belakang cowok itu.

"Pegangan." Ucap Langit yang siap melajukan motor besarnya.

Chita menaruh kedua lengannya di bahu Langit dan berpegangan disana. Langit menghela nafas, "Bukan disana."

Chita mengerutkan alisnya tipis. "Terus dimana?"

Langit tersenyum tipis, cowok itu menurunkan lengan Chita ke pinggangnya dan menyuruh Chita berpegangan disana.

"Disini."

Merasa gugup, itulah yang dirasakan Chita. Tapi bagaimanapun, ia tetap memegang pinggang Langit dan motor tersebut melaju keluar dari area sekolah.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
RAYGARA (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang