NEGARA || 50

18.8K 1.7K 88
                                    

Siapin mental dulu mau baca. Kalo gak kuat jangan deh. Ehhh maksudnya jangan skipp!😁⬇️

Apa yang mau kamu bilang sama Raya?

Sama Negara nih?

Jawab dulu donk :)

Ya biar baca lebih santai, ya aku tanya-tanya dulu. Di jawab yaaa!

HAPPY RIDINGG!

(Ga happy amat si di part ini)

Mobil ambulan yang membawa Raya akhirnya sampai di depan pintu rumah sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mobil ambulan yang membawa Raya akhirnya sampai di depan pintu rumah sakit. Dengan cepat para medis itu keluar dari dalam mobil, mengeluarkan Raya yang sudah terbaring lemas di atas brankar bersama Chita yang keluar. Dengan cepat, para medis itu mendorong brankar Raya masuk ke dalam rumah sakit untuk segera ditangani.

"Chita!" Langit berteriak membuat atensi Chita yang terus berpusat pada Raya mengikuti gadis itu menoleh pada Langit bersama dengan tante Vera. 

Tubuh Vera bergetar. Wanita terhenyak melihat sang anak denga baju yang berbekas darah terbaring lemas di atas brankar menuju masuk ke dalam rumah sakit. 

"Raya!" Vera langsung mengikuti para medis yag membawa sang anak ke ruang UGD itu, menggenggam lengan sang anak dengan tangis yang pecah di tempat.

Chita dan Langit menyusul dari belakang. Deru nafas keduanya terengah-engah. Panik dan takut. Langit menggenggam lengan Chita yang bergetar hebat dengan wajah yang penuh dengan air mata. Kelana yang baru saja sampai langsung berlari menyusul Langit dan Chita yang berjalan cepat menuju ruang UGD di depan sana. Tepat pula, ruang UGD bersebelahan pada ruang ICU membuat Sania yang sedang termenung duduk di kursi langsung berdiri dan melebarkan matanya melihat gadis itu dengan kondisi yang memprihatinkan.

"R-Raya.." Sania langsung berdiri dan menjumpai Vera dengan cepat saat para medis memasukkan Raya ke ruang UGD dan mempersilahkan orang lain untuk menunggu di luar ada dokter lain yang masuk ke dalam UGD itu.

Vera mendekap tubuhnya sendiri dengan tangan yang bergetar. Wanita itu shock. Ia mundur beberapa langkah dengan tubuh yang melemas hampir jatuh namun langsung di tahan oleh Sania dengan cepat. Vera terisak. Degup jantungnya berpacu cepat dengan tatapan yang teerus melihat pintu UGD itu.

"Raya, sayang.." Vera melirih lemah, tangannya mencoba menggapai apapun.

Air mata Sania tumpah. Mengapa harus berada di saat bersamaan seperti ini. Ia harus bisa menahan sesaknya dan memeluk Vera erat. Chita tak kuasa menahan sesaknya, gadis itu menenggelamkan kepalanya pada dada bidang Langit yang langsung memeluk gadis itu. Langit mengerti. Sesak, sakit, sehancur apa keadaan ini. Kelana menyandarkan tubuhnya pada dinding, Gadis itu memeluk tubuhnya sendiri, memejamkan matanya kalut dengan sebulir air mata yang mengalir ke wajahnya.

RAYGARA (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang