ʜᴀɪ ʙᴇsᴛɪ!
sᴇʙᴇʟᴜᴍ ʙᴀᴄᴀ ᴊᴀɴɢᴀɴ ʟᴜᴘᴀ ғᴏʟʟᴏᴡ, ᴋᴏᴍᴇɴ ᴅᴀɴ ᴠᴏᴛᴇ ʏᴀ!🤡🍒
ᴛᴇʀɪᴍᴀᴋᴀsɪʜ~o0o~
𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰
~o0o~
Kano membenarkan posisi kacamatanya yang sedikit turun. Ia membaca-baca beberapa buku dan kegiatan yang harus ia lakukan sebagai Pangeran didalam perpustakaan Istana. Laki-laki itu membolak-balik lembaran kertas. Ia mulai mencatat hal-hal penting.
Senyum terbit dari bibir laki-laki itu. Tiba-tiba saja ia membayangkan gadis yang mulai menarik perhatiannya. Kano sepertinya menyukai Kanaya, hanya saja ia tak mau gadis itu mengetahuinya. Ia tak mau jika Kanaya terus-terusan berada didunia ini. Biarlah Kanaya hidup aman didunianya tanpa terlibat masalah yang ada di Luscyari.
"Kita dipisahkan oleh dua dunia, Nay" gumamnya sendiri.
Derap langkah terdengar memasuki ruangan. Kano masih setia membaca bukunya tanpa melihat siapa yang datang.
"Kanaya udah pulang?"
Kano mendongakkan kepalanya kearah orang yang mengajaknya bicara itu. "Udah, 2 jam yang lalu gue anter"
"Syukur" ucapnya dengan napas tersenggal-senggal.
"Kenapa, Res?" tanya Kano penasaran.
Ares mengangkat tangan kiri kearah laki-laki itu, sedangkan tangan kanan memegang dadanya karena tak sanggup berbicara. Pasokan oksigen di dadanya menipis akibat berlari dengan sangat cepat. Ia mengatur napasnya perlahan.
"Kalo dia belum pulang, malem ini dia harus tetep disini"
"Ada apa? Gama dimana?"
"Ikut gue" Ares keluar dari ruangan itu disusul oleh Kano dibelakangnya.
"Mereka lagi-lagi nerobos perbatasan"
"Gue tadi nemenin Gama ke pasar. Kepengen makan cake yang ada di pasar katanya"
Ares dan Gama memang Kepala pengawal. Mereka orang yang berpengaruh serta berperan dalam istana. Namun mereka masih remaja yang memiliki keinginan juga kebebasan untuk kesana kemari, selagi tidak merugikan istana dan ingat akan tugas mereka.
Kano tetap diam mendengarkan sambil berjalan.
"Sepulang dari sana, ada pengawal yang lapor ke gue tentang kejadian ini. Gue sama Gama langsung pergi ke hutan. Dan bener apa yang gue liat itu mereka. Gama suruh gue bilang ke lo, sedangkan dia jaga-jaga di sana sampe lo dateng"
Kano sontak berhenti dan mengepalkan tangannya. "Lo duluan aja. Gue ambil senjata dan panggil para pengawal"
Ares mengangguk. "Gama sendirian di hutan, gue pamit pergi"
Kano berbalik arah. Laki-laki itu akan bersiap menuju ke hutan. Tentu banyak yang harus ia siapkan. Senjata, kuda dan para pengawal ia bawa untuk berhati-hati agar hal-hal yang tak di inginkan tidak terjadi.
⚔️
"Yang Mulia, anda harus tetap dibelakang kami. Bahaya dapat datang kapan saja" ungkap salah satu pengawal.
Para pengawal berbaris membentuk formasi agar dapat melindungi Sang Pangeran. Bagaimana pun keadaan dan situasinya, keselamatan Sang Pangeran lebih penting.
Kano tidak mengindahkan ungkapan pengawalnya itu. Ia turun dari kudanya menerobos formasi yang sudah terbentuk itu.
"Awas" titah laki-laki itu pada para pengawal.
Ia berjalan kearah Gama yang sudah terkulai lemas disamping dua makhluk yang sudah dibunuh oleh Gama.
Makhluk ini yang mencoba menerobos perbatasan. 'Mereka' itu hanya sebutan karena memang makhluk ini tidak mempunyai nama. Tubuh setengah manusia dan hewan yang menyeramkan. Dua tanduk dikepala seperti banteng, punggung memiliki sayap berwarna hitam, dan kakinya adalah kaki kuda. Selebihnya adalah tubuh manusia.
Note : Ini hanyalah makhluk fantasi dari imajinasi saya yang tidak nyata. Saya tidak memiliki maksud apapun selain menjadikannya salah satu bagian dalam cerita saya.
Laki-laki itu menahan amarah dengan menancapkan pedangnya diatas tanah.
"Jangan sampai kejadian ini terdengar oleh penduduk. Saya tidak mau membuat keadaan menjadi kacau" pinta Kano.
"Baik Yang Mulia!" ucap para pengawal menuruti permintaan Sang pangeran.
"Gam, mereka nyerang lo? Lo ada yang luka?" Kano mulai mengangkat tangan Gama ke bahunya.
"Hampir. Gue masih bisa ngelawan" jawab Gama lemas.
Kano dan Ares membantu Gama berdiri, lalu membawanya keatas kuda salah satu pengawal. Gama harus kembali ke Istana agar dapat beristirahat.
"Bawa dia ke Istana. Mintalah dokter untuk memberikan obat dan merawatnya agar dia pulih kembali" titah Kano.
Ia menunjuk kedua makhluk yang sudah mati itu. "Dan ini, kalian juga bawa ke Istana untuk diteliti"
"Sekarang!"
"Baik Yang Mulia!" jawab para pengawal dengan tegas.
Para pengawal pergi meninggalkan hutan menyisakan dua laki-laki bersahabat itu.
"Setelah 10 tahun berlalu, mereka berani dateng kesini, Res" sungut Kano dengan emosi.
Ares memegang pundak laki-laki itu dan mengelusnya. "Tahan amarah lo, Kano"
"Mereka udah ngebawa ayah gue. Gue bahkan ga tau ayah masih hidup atau engga sampe sekarang" Kano kembali menekan pedang yang menancap itu kedalam tanah.
Ingatan masa lalunya kembali. Rasa sakit itu menyerangnya lagi. Kano terjatuh diatas tanah dan mengerang. "Argh!"
"Kepala lo kenapa?" tanya Ares khawatir karena Kano menjambak keras rambutnya.
"Kano, lo denger gue ga?!" pasti laki-laki itu sedikit berteriak.
"Kejadian itu terus-terusan ngehantuin gue, Res. Gue ga sanggup" Kano menggeleng kuat.
Ares menghembuskan napasnya. "Tenang. Lo kuat, No. Jangan terlalu dipikirin"
TBC
ᴜɴᴛᴜɴɢ ᴀᴊᴀ ᴋᴀɴᴀʏᴀ ᴜᴅᴀʜ ᴘᴜʟᴀɴɢ ʏᴀ ʙᴜɴ ᴛ_ᴛ
ᴋᴀʟᴏ ɴɢɢᴀ, ᴋᴇᴊᴇʙᴀᴋ ᴅᴀʜ ᴛᴜʜ ᴅɪ ʟᴜsᴄʏᴀʀɪ ᴅᴀɴ ᴘᴀsᴛɪ ʟᴀɢɪ-ʟᴀɢɪ ʙᴜᴀᴛ ᴏʀᴀɴɢ ᴋʜᴀᴡᴀᴛɪʀ
ᴘᴇʀʟᴀʜᴀɴ ᴛᴇᴋᴀ-ᴛᴇᴋɪ ᴍᴜʟᴀɪ ᴋᴇ ʙᴜᴋᴀ ɴɪʜ!
ᴊᴀɴɢᴀɴ ʟᴜᴘᴀ ᴛɪɴɢɢᴀʟɪɴ ᴊᴇᴊᴀᴋ ᴋᴀʟɪᴀɴ
ᴛᴇʀɪᴍᴀᴋᴀsɪʜ, sᴇᴇ ɴᴇxᴛ ᴅᴀʏ🤡🍒20 𝕹𝖔𝖛𝖊𝖒𝖇𝖊𝖗 2021
-𝓐𝓽𝓱𝓲𝔂𝔂𝓪𝓱 𝓛𝓮𝓼𝓽𝓪𝓻𝓲-
KAMU SEDANG MEMBACA
LUSCYARI (COMPLETE)
Teen FictionLUSCYARI By : 𝓐𝓽𝓱𝓲𝔂𝔂𝓪𝓱 𝓛𝓮𝓼𝓽𝓪𝓻𝓲 Kanaya Frisya Diantoro, gadis ini selalu berkhayal bertemu pangeran berkuda putih dan hidup bak dinegeri dongeng. Lalu apa jadinya jika semua khayalan itu terwujud ? Awal petualangan Kanaya dimulai saat...