31. Zino Gaydar

395 211 108
                                    

ʜᴀʏᴏᴡᴡᴡ sᴇᴍᴜᴀɴʏᴀ!
ᴀᴘᴀ ᴋᴀʙᴀʀ? ʙᴀɪᴋ?
ᴍᴀᴜ ᴛᴀɴʏᴀ, ʀᴇᴀᴅᴇʀs ʟᴜsᴄʏᴀʀɪ ᴅᴀʀɪ ᴍᴀɴᴀ ᴀᴊᴀ ɴɪʜ?
sᴇʙᴇʟᴜᴍ ʙᴀᴄᴀ ᴊᴀɴɢᴀɴ ʟᴜᴘᴀ ғᴏʟʟᴏᴡ, ᴋᴏᴍᴇɴ ᴅᴀɴ ᴠᴏᴛᴇ ʏᴀ!🤡🍒
ᴛᴇʀɪᴍᴀᴋᴀsɪʜ

ʜᴀʏᴏᴡᴡᴡ sᴇᴍᴜᴀɴʏᴀ! ᴀᴘᴀ ᴋᴀʙᴀʀ? ʙᴀɪᴋ? ᴍᴀᴜ ᴛᴀɴʏᴀ, ʀᴇᴀᴅᴇʀs ʟᴜsᴄʏᴀʀɪ ᴅᴀʀɪ ᴍᴀɴᴀ ᴀᴊᴀ ɴɪʜ?sᴇʙᴇʟᴜᴍ ʙᴀᴄᴀ ᴊᴀɴɢᴀɴ ʟᴜᴘᴀ ғᴏʟʟᴏᴡ, ᴋᴏᴍᴇɴ ᴅᴀɴ ᴠᴏᴛᴇ ʏᴀ!🤡🍒ᴛᴇʀɪᴍᴀᴋᴀsɪʜ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~o0o~

𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰

~o0o~

Kanaya masih berada dirumah Anne. Letta dan neneknya itu sudah terlelap lebih dulu. Kanaya tak bisa tidur. Ia khawatir tentang ayahnya dan Kano berserta yang lainnya. Tanpa pikir panjang, gadis itu mengendap-ngendap keluar rumah dengan panah yang tak ia lupakan juga. Ia menutup pintu dengan rapat, agar kedua orang didalam tak terbangun. Kanaya melirik kearah belakang.

"Kanaya, minta maaf bunda" ucapnya dengan suara pelan.

Gadis itu meninggalkan rumah Anne. Terlebih dahulu, ia berencana untuk mencari Jeno. Sudah berapa jam berlalu, ayahnya belum menyusul mereka. Kanaya kembali ke hutan, tempat ia, ayah dan ibunya bertemu.

Ketika sampai, Kanaya tak menemukan Jeno. Hanya jasad-jasad makhluk yang tergeletak tak beraturan. Kemana pergi ayahnya itu?

Tak ingin membuang waktu berdiri disana, Kanaya berkeliling mencari Jeno sembari berjalan ke arah istana untuk menemui Kano.

"Ayah!"

"Ayah!"

"AYAHHH!!!"

"AYAH DIMANA!"

Kanaya terus memanggil-manggil Jeno pantang menyerah. Ia tak perduli jika suaranya dapat memancing makhluk-makhluk menyeramkan itu.

Sebuah teriakan membuat gadis itu menoleh dengan cepat.

"ARGHHH!" Lagi-lagi teriakan itu terdengar.

Kanaya mengikuti arah sumber suara. Dengan hati-hati, ia mendekat. Bola matanya membesar di kala melihat Kano bersimbah darah. Kakinya terasa lemas, ia tak kuat melihat Kano dengan kondisi seperti itu. Ia terjatuh tepat di samping laki-laki itu.

"Kan-no" lirihnya.

Semampunya gadis itu mencoba untuk menghentikan pendarahan di perut Kano dengan tangannya. Luka itu berada di sebelah bekas luka sebelumnya.

Kano menatap Kanaya. Kenapa gadis ini kembali lagi ke Luscyari?

"Pulang"

Kanaya enggan menggubris laki-laki itu. Tak hilang akal, ia merobek bagian bawah gaunnya. Ia mulai menutup luka yang menganga lebar. "I-ni ke-na-pa bisa berdarah?"

LUSCYARI (COMPLETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang