LUSCYARI
By : 𝓐𝓽𝓱𝓲𝔂𝔂𝓪𝓱 𝓛𝓮𝓼𝓽𝓪𝓻𝓲
Kanaya Frisya Diantoro, gadis ini selalu berkhayal bertemu pangeran berkuda putih dan hidup bak dinegeri dongeng. Lalu apa jadinya jika semua khayalan itu terwujud ?
Awal petualangan Kanaya dimulai saat...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
~o0o~
𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰
~o0o~
Hans memberhentikan langkahnya didepan sebuah benteng yang dijaga ketat olah para pengawal. "Udah sampe"
Kanaya melirik. Kemudian ia bertanya pada laki-laki itu. "Ini dimana?"
"Kata lo, anterin ke Istana" balas Hans menjawabi.
Gadis itu mengangguk. Namun tempat ini tak pernah ia lihat. "Emangnya ini Istana?"
Helaan napas terdengar cukup kuat dari hidung Hans. "Lo yang minta anter, lo juga yang bingung"
"Lo ga liat banyak pengawal gitu?" dagu laki-laki itu mengarah ke arah para pengawal.
"Ini bagian depan?" tanya Kanaya.
"Ya iyalah, jelas" jawab Hans Kesal.
Bibir gadis itu berbentuk huruf O. "Jangan anterin gue lewat sini. Lewat belakang aja" pintanya.
Hans dan Kanaya berputar menuju bagian belakang Istana. Jika seperti ini lebih mudah bagi Kanaya untuk masuk ke Istana dan pulang ke dunianya.
"Lo bisa sendiri kan? Gue tinggal ya" pamit Hans.
"Aman, sampai ketemu lagi, Hans!" Kanaya melambaikan tangannya pada laki-laki itu.
"Bye, Kanaya!" teriak Hans yang mulai meninggalkan tempat itu.
Tiba-tiba sebuah tangan kekar menahan lambaian tangan gadis itu. Tangan itu mencengkram pergelangan tangan Kanaya dengan sedikit kuat.
"Siapa?"
Kanaya membalikan badannya. Itu adalah suara yang Kanaya kenali. Ia tersentak saat melihat Kano sudah berdiri di belakangnya dengan tatapan tak bisa ditebak. "Lepasin dulu. Sakit tau!"
Kano melepaskan cengkraman itu.
"Dia, Hans" lanjutnya menjawab pertanyaan laki-laki itu.
Kano menaikan satu alisnya. Siapa Hans? ia baru pertama kali mendengar nama itu. Berani-beraninya orang itu dekat-dekat dengan gadisnya. TOLONG DICATAT, VACANO EL DIAZ SUDAH MENCAP KANAYA FRISYA DIANTORO SEBAGAI GADISNYA. ITU TIDAK BISA DIGANGGU GUGAT. "Sama siapa dateng kesini?"
"Kalo ke Istana, sama Hans. Kalo dateng ke Luscyari, dateng sendiri" ucap Kanaya yang tak perduli dengan tatapan Kano. Ia malah memainkan kuku-kuku yang bertengger di jarinya.
