LUSCYARI
By : 𝓐𝓽𝓱𝓲𝔂𝔂𝓪𝓱 𝓛𝓮𝓼𝓽𝓪𝓻𝓲
Kanaya Frisya Diantoro, gadis ini selalu berkhayal bertemu pangeran berkuda putih dan hidup bak dinegeri dongeng. Lalu apa jadinya jika semua khayalan itu terwujud ?
Awal petualangan Kanaya dimulai saat...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
~o0o~
𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰
~o0o~
Kanaya tetap memandang ke arah luar kaca mobil. Ia tak minat menanggapi kakaknya yang mengoceh sepanjang perjalanan.
"Males banget gue nganter lo"
Gadis itu memasang earphone ke telinganya. Malas sekali rasanya mendengar eluhan yang terus keluar dari mulut Daniel. Dirasa sudah tak mendengar ocehan Daniel, ia kembali beralih ke arah luar kaca. Kanaya menoleh sekilas pada kakaknya itu.
"Bunda yang nyuruh, bukan gue mau dianter sama lo" responnya.
"Oh" jawab Daniel singkat.
Kanaya memperhatikan jalan yang ia lalui. Tentu ia yang harus memberi arahan pada Daniel kemana dan dimana tujuannya.
"Belok kiri"
Daniel hanya mengangguk saja. Saat jalan sudah mulai kurang penerangan, laki-laki itu mulai berpikir yang tidak-tidak.
"Ngapain ke hutan? lo mau nyesatin gue?" curiga laki-laki itu.
Bisa saja kan jika Kanaya ingin menyesatkannya? Berhubung, hubungan anatara dirinya dan gadis itu sedang tidak baik. Wajar sekali jika Kanaya memiliki niat seperti itu.
Kanaya melengos. "Apa sih? Gaje banget"
"Stop!" Teriakan gadis itu membuat Daniel mengerem mendadak.
Laki-laki itu membelit tajam. Ia mengelus dahinya yang tersantuk dengan stir mobil.
"Gila lo!"
Seharusnya Kanaya tak perlu berteriak seperti itu. Itu bahaya bagi dirinya sendiri dan Daniel. Untung saja ia hanya terkejut, lalu menginjak rem. Bagaimana jadinya jika Daniel menginjak Gas?
Gadis itu berdecak sebal. "Lagian, kenapa sih bunda nyuruh gue berangkat duluan? Padahal masih pagi gini"
"Gue minta bunda ambil penerbangan siang" kata Daniel dengan raut songongnya.
Kanaya tak senang dengan jawaban Daniel. Seolah-olah laki-laki itu sengaja dengan penderitanya saat ini. "Ribet amat hidup lo"
Daniel mengangkat bahunya acuh. Ia keluar dari mobilnya. Sebagai kakaknya yang baik hati, suka menabung, dan tampan, ia menurun kan barang bawaan milik Kanaya.
