29. Bentakan

412 222 93
                                    

ʜᴏʟᴀᴀᴀ ᴇᴠᴇʀʏʙᴏᴅʏ
ᴊɪᴀᴋʜ
ɢᴀ ᴍᴀᴜ ʙᴀsᴀ ʙᴀsɪ ᴀʜ, ʟᴀɴɢsᴜɴɢ ᴀᴊᴀ ʏᴀ
sᴇʙᴇʟᴜᴍ ʙᴀᴄᴀ ᴊᴀɴɢᴀɴ ʟᴜᴘᴀ ғᴏʟʟᴏᴡ, ᴋᴏᴍᴇɴ ᴅᴀɴ ᴠᴏᴛᴇ ʏᴀ!🤡🍒
ᴛᴇʀɪᴍᴀᴋᴀsɪʜ
(^ω^)

ʜᴏʟᴀᴀᴀ ᴇᴠᴇʀʏʙᴏᴅʏᴊɪᴀᴋʜɢᴀ ᴍᴀᴜ ʙᴀsᴀ ʙᴀsɪ ᴀʜ, ʟᴀɴɢsᴜɴɢ ᴀᴊᴀ ʏᴀsᴇʙᴇʟᴜᴍ ʙᴀᴄᴀ ᴊᴀɴɢᴀɴ ʟᴜᴘᴀ ғᴏʟʟᴏᴡ, ᴋᴏᴍᴇɴ ᴅᴀɴ ᴠᴏᴛᴇ ʏᴀ!🤡🍒ᴛᴇʀɪᴍᴀᴋᴀsɪʜ (^ω^)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~o0o~

𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰

~o0o~

Kepulangan Letta dan keluarga 2 hari yang lalu, mengisi kesunyian rumah.

Letta sedang berada di dapur. Kebetulan ia sedang bersantai-santai, Letta membuat brownies coklat sesukaan Kanaya. Gadis itu akan pulang hari ini. Pasti Kanaya senang, jika ia sampai di rumah nanti disajikan makanan kesukaannya. Letta juga sudah rindu pada anaknya.

"Bunda, ini jam berapa?" panggil El yang muncul dengan wajah sayunya.

Letta menoleh, ia tertawa kecil. Daniel mendatanginya dengan wajah kusut dan rambut acak-acakan.

"Jam 8 malem, El"

Daniel cecengesan. Ia menggaruk rambutnya yang tak gatal. "El ketiduran bun, hehe" kekehnya.

Letta melepaskan celemek yang ia pakai. Ia sudah memasukan brownies itu ke oven. Jadi tinggal menunggunya matang.

"Gapapa, kamu cape juga kan habis pulang main basket tadi sore" perempuan itu meyandarkan badannya disofa.

Daniel ikut duduk disamping Letta. "Bunda, nanti El cicip browniesnya boleh?"

"Boleh, bunda buat banyak kok" jawab Letta.

Mereka berdua tenggelam dalam film yang ditayangkan di TV. Berselang 25 menit pintu terketuk beberapa kali. Letta dan Daniel hanya saling memandang.

Mendadak pintu terbuka. Suara nyaring melengking masuk ke telinga ibu dan anak yang duduk di sofa itu.

"HALO MOTHERFU-"

Bima dengan cepat menutup mulut sahabatnya itu. Untung saja ia melihat ada Letta yang sedang duduk manis di depannya.

"Mulut lo, njing" bisik Bima.

"Kenapa Gama manggil bunda mother? lagi belajar bahasa Inggris ya" tanya Letta, sambil memanggil Bima dan Damar dengan tangannya untuk ikut berada disampingnya.

Damar mengangguk. Ia memainkan-menainkan rambutnya, berlagak sok keren. Percaya diri sekali laki-laki ini.

"Iya bunda, biasa"

LUSCYARI (COMPLETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang