ʜᴀɪ ᴋᴇᴛᴇᴍᴜ ʟᴀɢɪ ɴɪʜ ᴅᴇɴɢᴀɴ ᴘᴀʀᴛ ʙᴇʀʙᴇᴅᴀ
sᴇʙᴇʟᴜᴍ ʙᴀᴄᴀ ᴊᴀɴɢᴀɴ ʟᴜᴘᴀ ғᴏʟʟᴏᴡ, ᴋᴏᴍᴇɴ ᴅᴀɴ ᴠᴏᴛᴇ ʏᴀ! ᴋᴀʀᴇɴᴀ sᴇᴍᴜᴀ ɪᴛᴜ ɢʀᴀᴛɪs🤡🍒
ᴛᴇʀɪᴍᴀᴋᴀsɪʜ ♡'・ᴗ・'♡~o0o~
𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰
~o0o~
Terdengar kicauan burung dari luar jendela. Dedaunan kering runtuh satu persatu ke atas tanah. Semilir hembusan angin menerpa kulit halus gadis itu, sehingga membuat ia terbangun dari tidurnya. Mata Kanaya menyipit tak kala sinar matahari menyapa pengelihatannya. Pandangannya sedikit kabur, membuat ia tak dapat melihat sempurna.
Kanaya menggosok pelan matanya. Kemudian, dikit demi sedikit ia dapat melihat dengan jelas. Ia masih dalam posisi sama dan ditempat yang sama. Kanaya diam tak berkutik.
Tak ingin dirinya berpikiran negatif, gadis itu berpikir jika ia masih bermimpi. Hal itu membuatnya sedikit tersenyum lega.
Kanaya mencubit keras tangannya. Jika memang masih bermimpi, itu tidak akan sakit bukan?.
"Duh sakit!" lagi-lagi gadis itu diam tak berkutik. Ia tak bisa bernafas dalam beberapa detik.
Kanaya berlari keluar dari kamar itu. Ia mencari keberadaan sang pemilik kamar. Kanaya berhenti didepan jendela. Ia mengeluarkan kepalanya dan melihat laki-laki itu sedang berlatih pedang diluar.
"Aaa ganteng banget!" ucapnya tak sadar.
Tak ingin membuang waktu, Kanaya berlari tak karuan keluar istana menghampiri laki-laki itu. Semua orang didekat laki-laki itu menatapnya waspada. Para pengawal bersiap melindungi laki-laki itu. Kanaya yang melihat itu pun mendadak berhenti, ia terjatuh menabrak salah satu pengawal.
"Duh gimana sih! Orang lagi lari kok dihadang gini. Kan jadi jatuh" geram Kanaya sembari bangun untuk berdiri.
Pandangan Kano jatuh ke lutut Kanaya yang berdarah. Kemudian ia tertawa kecil. "Ceroboh"
"Itu cewe yang lo bilang?" Gama menyenggol bahu Kano, membuat sang empuh hanya mengangguk.
Gama memandangi Kanaya dari atas sampai bawah. Sepertinya mata Kano tidak sehat. "Cantik, imut gitu, lo bilang ga cantik, No?"
Kano hanya mengendikkan bahu acuh.
Kanaya yang merasa dirinya ditatap semua orang pun menjadi malu. Ia langsung menarik tangan Kano menjauh dari tempat itu. Kano yang ditarik hanya menurut kemana Kanaya akan membawanya. Semua orang yang melihat adegan itu menganga tak percaya. Tak ada orang yang berani menyentuh Sang Pangeran, tetapi Kanaya? Ia terlalu bar-bar tak paham situasi.
⚔️
Kini Kanaya dan Kano berada dibelakang dapur istana. Setelah situasi aman dan tak ada orang, ia melirik Kano yang sibuk memperhatikannya dari tadi.
"Jelasin kenapa gue bisa ada disini!" pinta Kanaya kepada laki-laki itu.
"Jelasin kenapa lo bisa ada disini!" pinta Kano mengulangi kata-kata Kanaya.
Kanaya yang mendengar itu pun memicingkan matanya. Ia menujuk laki-laki itu dengan jari telunjuknya.
"Lo yang harus jelasin ke gue! Bukan gue yang harus jelasin ke lo!" ucap Kanaya berkecak pinggang.
Kano dengan cepat menggeleng. " Ga, lebih baik lo jelasin siapa diri lo, dari mana diri lo, dan sebaliknya gue bakal jelasin hal yang sama"
Kanaya menggangguk sepakat. " Gue Kanaya Frisya Diantoro, duduk di bangku kelas 11, umur gue 16 tahun, anak bunda Letta dan Ayah Jeno, gue tinggal di Indonesia, lebih tetapnya dijakarta, gue punya abang namanya Daniel, dan gue punya sahabat namanya Able sama Caca, duh jadi kangen sama mereka" ucap Kanaya berbicara dengan satu tarikan napas. Ia jadi teringat dengan dua sahabatnya.
Kano mendengus. Ia kesal dengan Kanaya yang berbicara panjang lebar dan terlalu cepat.
"Detail banget ck. Gue cuman minta asal usul lo"
"Gue udah bener jelasin asal usul gue" bela Kanaya terhadap diri sendiri.
Kano lebih memilih menatap bak berisi air dari pada menanggapi Kanaya.
Gadis itu mengikuti apa yang Kano tatap. Kemudian ia mengalihkan pandangannya ke arah Kano yang berjalan ke arah bak tersebut.
"Mau ngapain lo?" tanya Kanaya ketus.
Kano membalikkan badannya dengan posisi tangan menangadah berisi air. Tanpa aba-aba, laki-laki itu menyipratkan air ke lutut Kanaya.
Kanaya terlonjak kaget melihat Kano berjongkok dihadapannya. Dengan teliti laki-laki itu membersihkan luka Kanaya. Bibirnya perlahan terangkat keatas membentuk lengkungan.
Terlalu fokus melihat Kano, gadis itu tak sadar jika Kano menekan-nekan lukanya. "Perih, jangan diteken-teken gitu"
"Biar darahnya ga keluar. Gue juga nekennya pelan. Mangkanya kalo lari-larian jangan kaya anak kecil yang ditawarin permen" ucapnya dibalas kerutan bibir Kanaya.
Kano berdiri usai selesai membersihkan luka Kanaya. "Gue Vacano El Diaz, cukup panggil gue Kano jangan Cano, Oke? Umur 17 tahun dan Pangeran dari Istana yang lo pijakin sekarang"
Bola mata Kanaya nyaris saja keluar. Laki-laki dihadapannya ini adalah seorang pangeran? Pantas saja ia dipanggil Yang Mulia dan dilindungi oleh pengawal.
Kano sudah menduga seperti apa ekspresi Kanaya saat mendengar ucapannya. Kano menggandeng tangan gadis itu, membuat jantung Kanaya berdegup kencang.
"Selebihnya nanti bakal gue jelasin. Kita masuk kedalem istana dulu . Obatin luka lo"
"Bundaaa! Kanay ga mau pulang!" jika orang lain berada di tempat yang asing dan sama sekali tak tau dimana itu, pasti orang tersebut berkeinginan untuk pulang. Gadis ini memang berbeda, baru bertemu dengan pangeran pun dapat membuatnya ingin tinggal disini.
*buat kalian yang baca cerita aku, saranghae 🥺❤
TBC
ᴊᴜᴊᴜʀ ᴀᴊᴀ, ᴛᴜʟɪsᴀɴ ᴀᴋᴜ ʙɪsᴀ ᴅɪᴘᴀʜᴀᴍɪɴ ɢᴀ sɪ ?:(
ᴀᴋᴜ ᴛᴀᴋᴜᴛ ᴋᴇᴛɪᴋᴀɴᴋᴜ ᴛᴇʀʟᴀʟᴜ ʀɪʙᴇᴛ ᴊᴀᴅɪɴʏᴀ ʙᴜᴀᴛ ᴋᴀʟɪᴀɴ ɢᴀ ᴘᴀʜᴀᴍ sᴀᴍᴀ ᴀᴘᴀ ʏᴀɴɢ ᴀᴋᴜ ᴛᴜʟɪs:(
ᴋᴀʟᴏ ᴀᴅᴀ ᴋʀɪᴛɪᴋ ʙᴏʟᴇʜ ᴅɪsᴀᴍᴘᴀɪ ɪɴ ᴋᴇ ᴀᴋᴜ! ᴋʀɪᴛɪᴋ ʏᴀɴɢ ᴍᴇᴍʙᴀɴɢᴜɴ ʏᴀ ᴋᴀᴡᴀɴ
ᴛᴇʀɪᴍᴀᴋᴀsɪʜ, sᴇᴇ ɴᴇxᴛ ᴅᴀʏ🤡🍒24 𝕺𝖐𝖙𝖔𝖇𝖊𝖗 2021
-𝓐𝓽𝓱𝓲𝔂𝔂𝓪𝓱 𝓛𝓮𝓼𝓽𝓪𝓻𝓲-
KAMU SEDANG MEMBACA
LUSCYARI (COMPLETE)
Fiksi RemajaLUSCYARI By : 𝓐𝓽𝓱𝓲𝔂𝔂𝓪𝓱 𝓛𝓮𝓼𝓽𝓪𝓻𝓲 Kanaya Frisya Diantoro, gadis ini selalu berkhayal bertemu pangeran berkuda putih dan hidup bak dinegeri dongeng. Lalu apa jadinya jika semua khayalan itu terwujud ? Awal petualangan Kanaya dimulai saat...