006: Senyum Pertama

460 70 6
                                    

Flashback 

Duk! 

Senaru masuk ke dalam mobilnya yang terparkir di halaman area pemakaman. 

Ia baru saja kembali setelah mengantar Raga kembali pada keluarganya yang sudah menunggunya.

Senaru melepas kacamatanya dan mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangannya. "Hufh…" Ia menghela nafas panjang mencoba menekan rasa sedih yang memenuhi dadanya hingga terasa sesak. 

Sejenak ucapan Nada saat sesi foto pre-wedding kembali berputar di memorinya. 

"Are you happy?" 

"What's with the question?" 

"Nggak apa-apa...sebagai seseorang yang dulu pernah nyakitin kamu, aku cuma butuh tau kalau kamu bahagia."

"Hhh...hh…" pria itu memukul-mukul pelan dadanya mencoba mengusir rasa sesak yang dirasakannya saat itu. Tapi semakin Ia mencoba untuk menekan rasa itu, segala memori tentang gadis itu kembali muncul dalam pikirannya. 

"Bukan kamu nggak bisa Ru, tapi mungkin memang bukan aku orangnya. When you find her, you'll know. Percaya deh sama aku." 

"Hh…"

Duk! 

Ia membenamkan wajahnya pada setir mobilnya. Bahkan rasa sakit karena keningnya yang terbentur setir, tak dirasakan nya karena tak sebanding dengan perih di hatinya saat ini. 

"Hiks...hikss…"

Senaru menangis seorang diri,  di mana tak ada seorangpun yang tahu dan berada di sisinya untuk menguatkannya.

Ia menangis di dalam kesendiriannya. 

End of Flashback 

*** 

"Udah tiidur? Tumben.." gumam Raga tertawa pelan sambil bicara di telepon. 

"Nggak tau sih mah..soalnya nggak enak juga karena ini perpisahan kepala cabang. Ah mau dijemput besok aja? Yaudah besok pagi sebelum ngantor, aku ke sana bawain bajunya Aluna…..eum..okay. Makasih ya mah!"

Ia mematikan teleponnya dan hendak melangkah menuju kursinya dimana teman-teman kantornya tengah berkumpul. Namun langkahnya berhenti sejenak, ketika Ia melihat sosok yang familiar baginya. 

"Bukannya itu…" Raga mengernyitkan dahinya mencoba memfokuskan pandangannya. "Bener itu dia, cewek yang kemarin." Ucapnya.

Ia hendak menghampiri gadis itu, namun langkahnya kembali terhenti ketika dilihatnya sosok lain menghampirinya. "Senaru?" Ucap Raga. 

***

21:00 pm 

Senada melamun menatap pemandangan jalanan malam yang bergerak di luar sana, sembari Senaru tengah menyetir.

Sesekali pria itu melirik gadis di sebelahnya, hanya sekedar berusaha menebak-nebak apa yang tengah dipikirkan Senada karena setelah mendengar cerita tentang Nada Aluna, gadis itu mendadak diam seribu bahasa, padahal sebelumnya Ia cukup banyak bicara.

"Oh?" Gumam Senada berbinar ketika matanya menangkap sesuatu, "Kamu belum makan kan? Tadi kita cuma ngopi-ngopi aja."

"Ya?" Gumam Senaru bingung.

[COMPLETED] SENARUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang