018: Di Bawah Hujan

379 60 1
                                    

Duk!

Raga menutup bagasi mobil dan menyerahkan belanjaan Senada pada gadis itu.

"Makasih ya mas, I feel a bit better, karena ada temen ngobrol."

Raga menatap gadis itu sejenak dan tersenyum tipis, "So, no wonder kamu keliatan lebih lesu dibandingkan pas kita ngobrol di telepon kemarin?"

Senada tersenyum tipis, "It's a bad first impression, isn't it?"

Raga tertawa pelan, "It's not a first impression. Kita kan udah pernah ketemu sebelumnya. Aku nggak tahu kamu kenapa, tapi wajar kok kalau ada kalanya hari kita memburuk. So, it's fine for me."

Senada tersenyum tipis dan mengangguk pelan, "Makasih ya Mas."

Raga balas tersenyum, "So, hari Selasa...aku jemput boleh kah?"

"Ah tapi, aku nggak mau ngerepot--"

"Aku nggak merasa direpotin kok," sambar Raga tersenyum.

"Kan aku udah bilang sama kamu sebelumnya...I want to get to know you better," sambung Raga menatap lekat Senada.

Senada terdiam selama beberapa saat, sebelum akhirnya mengiyakan ajakan Raga, "Oke."

"Ya udah! Karena paginya aku harus anter Aluna dulu ke rumah Ibuku, nanti kita janjian ketemuan di mana gitu ya, jadi kamu tunggu sana, biar aku jemput ke sana."

"Eum..."

"Oke, istirahat....good night," balas Raga tersenyum lalu melangkah mundur perlahan.

"Hati-hati ya mas."

Pria itu hanya tersenyum sebelum lekas masuk ke dalam mobil dan berlalu dari hadapan Senada.

Gadis itu menghela nafas pelan menatap plastik belanjaan dalam genggamannya.

Mungkin move on adalah satu-satunya cara terbaik dibandingkan mengharapkan sesuatu yang tak pasti.

***

Dua Hari Kemudian

1

1:30 AM 

Alea melangkah menuju ruangannya setelah menyelesaikan meeting terpisah dengan beberapa koleganya. 

Tepat di saat bersamaan, Ia berpapasan dengan Raga, yang baru saja keluar dari ruang meeting lainnya bersama dengan bosnya dan seorang lainnya. 

"Jadi saya bisa cek sekarang ruangannya?"

"Silahkan mbak! Nanti biar Raga, yang pandu ya." 

"Baik pak, terimakasih." 

Alea lekas menghampiri mereka setelah sang bos undur diri. 

"Oh? Hai Le!" Sapa Raga. 

Alea hanya tersenyum pada Raga dan kemudian mengalihkan tatapannya pada seseorang di samping Raga. Ia menatapnya dari ujung kaki hingga ujung rambut. 

"Ah ini-- kenalin!" Ucap Raga ketika menyadari reaksi takjub Alea.

"Ini...Alea, temen deket aku." 

Alea mengulurkan tangannya pada Raga dan memperkenalkan dirinya,

"Alea."

"Senada," Balas Senada balik menjabat tangan Alea. 

"Wow..kamu--" Alea menatap Raga, "Can I say it?" 

Pria itu mengangguk pelan dan tersenyum, "I told her already." 

[COMPLETED] SENARUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang