20:00 WIB
Clik!
Raga memasang tali pengaman di kursi anak di mana Aluna tengah duduk di sana. Anak itu tertidur pulas setelah seharian menghabiskan waktu bersama Alea dan keluarganya.
"Nggak kebangun kan?" Tanya Alea yang mengantar mereka hingga ke mobil.
"Nggak...nakal nggak seharian?"
"Tch...nggak lah..kamu kayak nggak tahu Aluna aja," ucap Alea tersenyum menatap Aluna, hingga tak sadar jika pria di dekatnya juga tengah menatapnya.
"Eum...tadi aku.. ngunjungin Nada," ucap Raga.
"Ke makamnya Nada?"
"Yup."
"Why? Is there something wrong?" Tanya Alea khawatir.
Raga tertawa dan menggeleng pelan, "Nggak sih...aku cuma lagi agak banyak pikiran dan emang kangen Nada aja..."
Alea menghela nafas pelan dan menatap Raga prihatin, "Kenapa kamu nggak cerita aja sih Ga sama aku?"
"Ah ini bukan sesuatu yang gimana-gimana kok...lagipula kamu kemaren juga lagi pusing sama Banyu, jadi aku nggak mau nambahin beban kamu."
"Nada titip kalian sama aku," ucap Alea, "Kamu sama Aluna juga udah banyak banget bantu aku dari keterpurukanku...kenapa itu harus jadi beban buat aku?".
Raga hanya tertawa pelan.
"Apa ini tentang cewek yang mirip Nada itu? Apa nggak berakhir baik?"
"Haha nggak gitu Le!" Ucap Raga tertawa, "Tapi ya kayak apa yang kamu tahu bahwa aku sempat ada niat buat deketin dia..."
Pria itu termenung sejenak selama beberapa saat, "But the more I know her, belakangan aku sadar bahwa memang dia bukan Nada dan aku nggak mau deketin dia hanya karena dia mirip Nada."
"She already likes someone else too...so...ah tapi kita ngobrolin ini baik-baik kok, jadi ya aku belakangan lebih liat dia sebagai adik atau junior, instead of...crush," sambung Raga.
"Kamu kecewa kah?"
"Not really...itu adalah situasi yang fair untuk aku dan dia. We still have a good relation though. Aku bukan ABG lagi Le...aku ayah satu anak. Aku nggak bisa milih seseorang hanya karena atas dasar ketertarikan. I need someone who can take care of Aluna."
Alea mengangguk setuju, "Yea...Aluna deserves a good woman who can take care of her. Nanti juga cepat atau lambat kamu pasti bisa ketemu seseorang yang beneran sayang sama kalian."
Raga sontak menatap lekat Alea, tertarik dengan ucapan gadis itu, "Like who? Aku nggak punya kenalan wanita lain yang deket sama aku dan Aluna selain kamu."
"I-itu--" gumam Alea mendadak salah tingkah.
"Boleh aku tahu apa arti Aluna buat kamu? Do you love her as much as I do?"
Alea menatap lekat Raga, yang tengah menunggu jawabannya, "She's....my ray of sunshine. Apa aku harus jelasin lebih jauh?"
Raga tertawa pelan, "Ya kalo gitu aku nggak perlu lihat jauh-jauh kan?"
Alea mengerjap-ngerjapkan kedua matanya, menatap pria itu tak percaya.
"Pffh.." Raga menahan tawanya dan menutup pelan pintu mobil, "Aku pulang sekarang...see you tomorrow," ucap pria itu masuk ke dalam mobil.
Raga berpamitan sekali lagi sebelum pergi dari hadapan Alea.
"Apa-apaan itu tadi maksudnya?" Ucap Alea menyentuh kedua pipinya sendiri yang perlahan memerah karena debaran tak beraturan yang Ia rasakan di dalam hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[COMPLETED] SENARU
RomansaCoretan cerita cinta singkat tiga babak dalam sebuah buku tahunan usang tak bertuan Senada Aluna Livia menerima paket berupa barang-barangnya semasa SMA, dari sang Ibu, tak lama setelah Ia pindah tempat tinggal: Sebuah kardus berisi peralatannya se...