026: Quality Time

485 66 5
                                        

Di lain tempat, Senaru menghentikan mobilnya tepat di depan kantor Senada.

"Makasih yaa...kirain kamu cuma mau jemput aja hari ini," Ucap gadis itu tersipu malu. Masih sedikit aneh baginya setiap kali Ia menyadari jika kini mereka sudah bersama.

"Aku sekalian mau ke studio kok. Kan aku udah bilang kemarin sebelum pulang," Ujar pria itu.

"Kamu ke kantor Raga lagi kah hari ini?"

"Nggak, Aku udah on-site visit pas kita berantem itu--"

Senaru tertawa pelan ketika gadis itu kembali menyinggung hal itu.

"Tim yang akan dekor juga udah ke sana, dan ketua timnya nanti yang akan ngabarin aku kalo ada apa-apa. Kalau ada masalah serius baru aku ke sana. Kenapa? Cemburu yaaa~"

"Nggak, kalo kamu mau ke sana, aku mau titip salam ke dia," Ledek Senaru sontak membuat gadis itu cemberut.

"Ada smartphone ya! Kayaknya kamu bisa kontak Mas Raganya langsung," Sungut gadis itu bersiap-siap.

"And you still don't want to call me 'Mas'? Aku masih lebih tua dari kamu loh."

"Eum...ntar deh aku pikir-pikir dulu," Balas gadis itu asal, membuat Senaru tertawa pasrah, because He cannot ever win against her.

"Udah ya! Aku turun! Daaah!"

"Eh tunggu!" Tahan pria itu.

"Kenapa?"

Senaru mengambil sebuah goodie bag kecil dan menyerahkannya pada Senada.

"Apa ini?" Tanya gadis itu penasaran, hendak membukanya namun pria itu menahannya.

"Buka di dalem aja nanti."

"Kenapa?"

"Aku malu." Balas pria itu.

Senada menatapnya penuh tanya. "Okay! Aku turun ya!"

"Eum...nanti telepon aku, jam--" Senaru mendadak terdiam ketika tiba-tiba Senada mendekat dan mengecup pipinya.

"Oh My God, lipstikku nempel!" Seru gadis itu tertawa sambil mencoba mengusap noda lipstik di pipi pria itu, namun Senaru lekas menahannya.

"Udah nggak apa-apa...sana..ntar kamu telat," ucapnya.

"Ya udah! Daaah! Sampai nanti sore!" Seru gadis itu terburu-buru keluar dari mobil pria itu karena merasa malu setelah apa yang dilakukannya tadi.

Senaru terdiam di tempatnya lalu menyentuh pipi kirinya dimana gadis itu mengecupnya tadi dan menatap ke arah spion dalam mobil sisa lipstik gadis itu masih berada di sana dan Ia pun menghapusnya dengan punggung tangannya hingga kini noda lipstik itu berpindah ke tangannya.

Ia mencoba menahan diri untuk tak tersenyum, ketika melihat noda lipstik di tangannya itu, namun ternyata hal itu begitu sulit dilakukannya.

Senyum yang tak Ia duga akan sering terukir di wajahnya selama satu hari penuh ini.

***

11:15 wib

Raga keluar dari ruang meetingnya sambil berbincang dengan beberapa teman kantornya. Namun langkahnya terhenti ketika Ia tak sengaja melihat Alea di ruang fotokopi, terlihat merenung sembari menunggu beberapa dokumen yang tengah di copynya.

"Ga, Gue ke toilet dulu ya," Pamit beberapa teman nya dan sebagian lagi sudah kembali ke ruangan mereka.

Sementara Raga masih berdiri diam di tempatnya, menatap ke arah Alea, yang sepertinya tak sadar jika Ia diperhatikan sejak tadi.

[COMPLETED] SENARUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang