008: Ruang Rindu

460 67 6
                                        

12:30 wib 

"Break dulu aja gimana?"

"Oh?" Senada melihat jam tangannya. "Oh iya udah masuk jam makan siang sih. Yaudah kita break aja dulu." 

"Sip!" Ujar Seto, teman dari Raga. Ia lekas bangkit dan melemaskan punggungnya sejenak setelah berdiskusi mengenai desain satu ruangan divisi di kantornya yang akan di handle Senada dan timnya nanti. 

"Makan nggak lo? Maaf mbak, ada food court kan ya di deket sini?" Tanya Seto.

"Ada mas, selang dua gedung dari sini ada mall." 

"Iya kan tadi kita udah liat bro," Balas Raga menegur Seto. 

"Iye kan basa-basi biar bisa ngobrol sama mbaknya haha! Abis kayaknya tadi Mbak Nada keliatan nervous banget! Kayak mau diapain aja," Ledek Seto tertawa. 

"Ah..haha--" Senada tertawa canggung.

"Dasar genit," Sungut Raga.

"Yaudah yuk," Ajak sang teman keluar dari ruangan lebih dulu, sementara Raga masih berdiri di sana.

"A-Ada yang mau ditanyain lagi mas?" Tanya Senada salah tingkah. Aneh rasanya melihat Raga muncul di hadapannya, seperti layaknya cerita fiksi yang muncul dalam bentuk nyata.

Terlebih lagi, Ia sudah mengetahui lebih dulu apa yang terjadi pada pria itu, baik dari buku tahunan itu hingga kejadian tragis yang dilewatinya, yang Ia dengar dari Senaru. Hal itu terkadang membuatnya salah tingkah dan tak tahu harus berbuat apa.

But overall, Raga is a good guy and also a good listener. Dibandingkan temannya yang selalu bercanda, Dia tahu kapan harus berbicara dan selalu memastikan jika Ia selalu mendengarkan dan membuatnya merasa nyaman setiap kali partner kerjanya mencoba menggoda Senada dengan candaannya.

"Mau nitip sesuatu?"

"Ah...nggak...s-saya bawa bekal kok!" Ucap Senada cepat. 

"Ah..oke, Santai aja nggak usah tegang. Aku nggak gigit kok," ucap nya sambil tersenyum tipis sebelum berpamitan pergi untuk makan siang. 

"Hufth…" Nada terduduk kembali di kursinya. "Kenapa nervous banget ya? Padahal nggak ngapa-ngapain juga…I didn't expect he would be the client..." gumamnya memijat kepalanya pelan. 

Senada melamun sejenak menatap layar laptopnya sebelum kemudian mengalihkan tatapannya pada handphonenya yang tergeletak di atas meja. "Kabarin nggak ya?"

*** 

Clik!

Clik!

Suara mouse komputer bergerak cepat di atas alasnya. Senaru tengah fokus mengerjakan proyek editing kliennya saat itu, ketika fokusnya teralihkan oleh panggilan yang muncul di layar handphonenya.

Pria itu menghela nafas pelan sebelum menjawabnya, "Halo?"

"Kamu lagi sibuk kah?"

"Eum...nggak, sih. Cuma lagi ngedit aja..kenapa?"

"Aku ketemu Raga--"

Clik!

Jari Senaru, yang tengah bergerak cepat, mengerjakan pekerjaannya, sontak terhenti, "Raga?"

"Eum...Raga temen kamu, suaminya Nada."

"Mungkin dia lagi cari makan siang--"

[COMPLETED] SENARUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang