10:00 WIB
Srek!
Raga berjalan sambil menggendong Aluna sementara tangan kanannya membawa tas tenteng berisi botol air dan bunga.
Ia berhenti di makam milik Nada dan berjongkok sambil menurunkan sang putri dari gendongannya.
Ia menatap sejenak putrinya, yang masih merasa asing dengan area itu karena ini pertama kalinya Raga membawa Aluna ke makam milik Nada karena anak itu sudah cukup besar untuk bisa mengerti ucapannya.
Sembari membiarkan Aluna terbiasa dengan area sekitarnya, Raga membongkar bawaannya dan menaburkan bunga dan menyiramnya dengan air.
Apa yang dilakukan sang Ayah, ternyata cukup membuat gadis kecil itu penasaran, "Papa, Apa ini?" Tanya Aluna menunjuk bunga-bunga yang ditebar di atas makam milik Nada, lalu Ia turut berjongkok di samping sang Ayah.
"Ini bunga...biar tempat bobonya Mama makin cantik. Kita di sini berdoa ya buat Mama?" Ujar Raga menjelaskan dengan sabar pada anak itu.
"Tangannya," ucap Raga mengangkat kedua tangannya dengan gesture berdoa dan Aluna lekas mengikutinya, lalu menatap sang Ayah, yang sedang berdoa, dengan lekat.
"Aaaamiiin!" Ucap Aluna mengusapkan tangannya di wajah mungilnya, mengikuti gerakan Raga.
Pria itu tersenyum dan menarik pelan Aluna agar berdiri dalam dekapannya sementara tangan kanannya mengusap nisan milik Nada.
"Aku balik lagi cuma mau kasih tahu kamu bahwa aku udah dapet jawaban dari keresahan aku belakangan ini. Aku harusnya sadar dari dulu, tapi aku rasa kamu tahu kalau ini semua nggak mudah buat aku. Tapi in the end, aku sadar bahwa cuma Alea yang bisa terima semuanya...yang bisa terima aku apa adanya, dan juga anak kita."
Pria itu menghela nafas pelan dan tertunduk sejenak, mencoba mengatur emosinya.
"Papa?" Aluna turut memiringkan kepalanya agar Ia bisa melihat wajah sang ayah.
Raga kembali mengangkat wajahnya dan mencoba tersenyum sebelum mengecup pipi Aluna, "Papa nggak apa-apa, nak..."
"Aku....Aku belum bilang apapun ke Alea...aku mau kamu yang pertama kali denger ini semua..." Ucap Raga mengusap nisan sang istri.
"Aku...aku mau ngelamar Alea," gumam Raga tersenyum tipis, "Dan aku kemari karena aku mau minta restu dari kamu...sekaligus biar kamu tahu bahwa aku ngejalanin permintaan kamu..."
Pria itu kembali mengatupkan mulutnya dan mendongak sejenak ke atas, mencoba menahan bulir-bulir air matanya yang sudah bergumul di pelupuk matanya.
"M-Makasih...bahwa sampai akhir pun...hiks...kamu nggak bener-bener ninggalin Aku dan Aluna sendiri...hiks.." ucap pria itu tak lagi mampu membendung emosinya hingga akhirnya Ia tertunduk dan menangis tersedu-sedu.
"Papa..." Gumam Aluna menatap bingung sang Ayah, yang tiba-tiba menangis tersedu-sedu.
Hingga tak lama kemudian, tangisan pria itu perlahan terhenti ketika Ia merasakan sebuah sentuhan lembut di pundaknya.
"Huh?" Raga sontak mendongak dan mendapati jika Ia tak sendiri di sana, "A-Alea?"
Ia lekas berdiri dan menatap heran akan kedatangan Alea yang begitu tiba-tiba.
Aluna lekas menghampiri Alea dan memeluk kaki gadis itu.
Alea tersenyum dan mengusap kepala gadis kecil itu sebelum menatap Raga, yang masih menatapnya heran, "Aku tadi ke rumah dan kata security kamu keluar sama Aluna, mau ke makam jadi aku langsung kemari...biasanya ada sesuatu kalau kamu tiba-tiba ke sini...am I right?"
![](https://img.wattpad.com/cover/290574002-288-k670452.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[COMPLETED] SENARU
RomanceCoretan cerita cinta singkat tiga babak dalam sebuah buku tahunan usang tak bertuan Senada Aluna Livia menerima paket berupa barang-barangnya semasa SMA, dari sang Ibu, tak lama setelah Ia pindah tempat tinggal: Sebuah kardus berisi peralatannya se...