002: Senaru Mahesa Auriga

746 91 9
                                    

Aku menatap lekat foto pria itu. Entah mengapa dari cerita tiga babak ini, Senaru yang paling menarik perhatianku. 

Bukan karena Ia tampan, karena setelah ku cek lagi, Raga juga memiliki paras yang tak kalah tampan darinya.

Aku hanya berpikir apakah Nada sempat membaca pesan yang dituliskan untuknya? Mengingat pesan itu ada di halaman yang paling belakang dan di pojok bawah. 

Apa mereka berdua  sempat bertemu dan bicara tentang perasaan masing-masing?  

13 tahun berlalu semenjak tahun 2008. 

Mungkin saat ini mereka semua sudah berkepala tiga, atau akan menyambut kepala tiga dalam waktu dekat. Bagaimana kehidupan mereka saat ini?

Memang ini bukanlah urusanku, tapi aku tak bisa menahan diri untuk tak memikirkan ini semua. 

Jika aku menempatkan diriku sebagai Nada 2008, mungkin aku akan segera mencari nya. Karena, untuk apa mempertahankan seseorang yang bahkan tak tahu dan tak menganggapmu sementara di luar sepengetahuanku, ada orang lain yang memperhatikanku dengan tulus.

Aku menghela nafas pelan dan kuusap halaman dimana foto profil pria itu terpampang di sana.

Dear Senaru, jika saja aku hidup sebagai Nada saat itu, I would definitely choose you. Even our names are made match in heaven.

Senaru Mahesa Auriga dan Senada Aluna Livia, nama panjangku. 

Aku tertawa pelan, menertawakan pikiran bodohku ini. Tapi pada akhirnya, tetap kubaca profil lengkap pria itu, dan seperti anak-anak lainnya, kontak pria itu terpampang di sana. 

Sebuah pikiran nekat terlintas di otak ku, haruskah kucoba untuk menghubungi nomor itu? 

13 tahun berlalu jadi rasanya kemungkinan nya kecil jika nomor itu masih aktif. 

Lekas kuambil handphoneku dan ku ketik nomor itu sebelum menekan tombol "call" dan jantungku berdebar cepat ketika kutempelkan speaker telepon di telingaku.

Tuuut~

"Huh?!" Aku menatap layar handphone ku dengan heran karena nada sambung terdengar di sana. Tapi bodohnya, aku kembali mendengarkannya.

Tuuut~ 

"Masih aktif?" Gumamku heran. Tapi aku yakin jika tak lama lagi pasti akan terputus karena tak akan ada yang menjawabnya. 

Kemungkinan kedua, mungkin saja nomor itu tak lagi dipegang olehnya. Aku yakin itu--

Clik!

Jantungku seolah berhenti berdegup ketika kudengar suara lain di seberang telepon, yang awalnya seperti suara sambungan telepon yang diputus, tapi ternyata aku salah.....

"Halo?"

Sebuah suara berat terdengar di seberang telepon. 

Aku lekas mematikan sambungan telepon dan refleks membuang handphone ku ke dalam kardus. Aku menutup mulutku tak percaya jika seseorang menjawab panggilanku di seberang sana. 

Apa itu dia?? Aku hanya tahu parasnya tapi tak pernah tahu seperti apa suaranya. 

"Ah mungkin bukan....tenang Nada! Tenang!" Aku mengusap dadaku mencoba menenangkan degup jantungku yang berdetak tak beraturan ini. 

Namun belum tuntas dengan semua ketegangan ini, aku kembali terlonjak kaget karena handphone ku yang bergetar dan sebuah panggilan whatsapp muncul di sana, datang dari kontak yang belum lama kusimpan:

SENARU

"Halo?"

Jantungku berdegup cepat ketika kudengar suara berat seorang pria di seberang telepon. 

[COMPLETED] SENARUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang