XLI - Antara Kita dan Takdir Semesta

467 32 10
                                    


Nyatanya berdamai adalah jalan terbaik untuk menyelesaikan persoalan.

💄💄💄

Pak Heru: Kamu lagi keluar? Barusan Mas mampir ke rumah, tapi sayang kamu enggak ada.

Rasanya jantung Bianca ingin copot dari tempatnya. Belum usai debaran jantungnya karena akan bertemu Milla hari ini, kini ditambah pesan dari Heru. Bianca takut jika Heru akan menghampirinya dan menimbulkan masalah baru nantinya.

Bianca: Maaf, kebetulan lagi ada janji.

Pesan Bianca langsung centang biru, itu artinya Heru memang menunggu balasan darinya.

Pak Heru: Perlu Mas jemput kamu? Katanya kamu enggak bawa mobil.

Kontan Bianca menggeleng keras. Ketakutannya semakin besar detik itu juga.

Bianca: Enggak usah ya, Mas. Bianca lagi kangen naik Transjakarta. Kangen aja sama suasananya.

Kalian boleh memaki Bianca karena dirinya berusaha semanis mungkin agar Heru tak menyusulnya karena Bianca tak mau Heru tahu jika dia akan bertemu dengan Milla.

Pak Heru: Yasudah, kalau sudah sampai rumah jangan lupa kabarin. Hati-hati ya. Jaga diri baik-baik. Jangan lupa makan siang❤️

Heru memang dominan lebih romantis dibandingkan dirinya. Heru sebisa mungkin mengingatkan Bianca tentang hal-hal kecil seperti makan, salat, tidur, dan lainnya.

Bianca: Mas juga, ya:)

Setelah itu Bianca langsung menonaktifkan ponselnya dan menyimpannya ke tas. Bianca akan fokus pada tujuan awalnya, yaitu bertemu Milla.

Selang beberapa menit kemudian, netra Bianca menangkap sosok Milla yang baru saja memasuki caffe tempat mereka janjian.

Perlahan, Milla melangkahkan kakinya ke meja yang memang sudah dia pesan untuk pertemuan singkat ini.

“Maaf menunggu lama,” ucap Milla sembari mendudukkan diri di kursi seberang Bianca.

Bianca mengangguk kaku. “Iya, Tan. Enggak papa.”

Milla berdehem sebelum akhirnya wanita itu berujar, “Tante minta maaf atas semua perlakuan Tante sama kamu selama ini.”

“Bianca udah maafin. Bianca udah menemukan kebahagiaan baru dan Bianca rasa berdamai dengan masa lalu itu harus biar nantinya Bianca tenang menjalani semuanya,” jawab Bianca.

Milla mengangguk. “Kamu benar, Bianca. Berdamai dengan masa lalu adalah kunci tenang menjalani kehidupan di fase selanjutnya.”

“Lagian sekarang aku udah ketemu seseorang yang lebih bisa menghargai aku,” ujar Bianca sembari menatap cincin lamarannya dengan Heru. Milla ikut-ikutan menatap cincin itu, dan Milla sadar dengan maksud yang Bianca katakan barusan.

“Tante ikut senang mendengar itu. Semoga kamu dan calon kamu dilancarkan sampai hari-h dan langgeng sampai maut memisahkan,” ucap Milla sebisa mungkin tegar untuk mendoakan gadis yang dicintai anaknya bahagia dengan orang lain.

“Aamin. Makasih doanya, Tan,” jawab Bianca sembari menarik tangannya dan menyimpannya ke pangkuan, tak lagi di meja yang bisa leluasa Milla lihat.

Milla merogoh sesuatu dari tas branded miliknya, kemudian menyodorkannya ke arah Bianca membuat dahi gadis itu mengkerut. “Maksudnya?” tanya Bianca sembari menatap kotak perhiasan yang Milla sodorkan.

“Beberapa tahun lalu sebelum Tante menikah dengan papa Zemi, kakek Zemi ngasih ini ke Tante. Beliau bilang jika ini adalah kalung turunan Raharja yang berhak digunakan oleh wanita yang dicintai keturunan Raharja,” jelas Milla. “Kalian memang tak berakhir di pelaminan, tapi yakinlah cuman kamu yang Zemi cintai. Simpan ini, Bianca. Ini amanah,” lanjut Milla sembari menarik kembali tangannya tanpa menarik kotak perhiasan tadi.

Dosen Vs Boyfriend [ Complete ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang