PART 6

453 28 1
                                    

Meli udah sadar kak... Kalimat itulah yang terus berputar di kepala Kevin, kala mengangkat telepon dari Anthony.

"Coach, aku izin bentar ya. Bentar banget ini mah coach, janji"

"Heh, kemana Vin?"

"Mau ke RS dulu coach, adek aku udah sadar" jawabnya sembari berlari ke arah gerbang kampus.

Setibanya disana, Kevin langsung masuk ke ruang perawatan. Dan disana sudah ada papa, mama, dan Anthony.

"Kevin" ucap papa.

"Keadaan Meli gimana pah"

"Dokter bilang sudah membaik, tapi belum 50%"

"Kak Kevin" ucap Meli yang tiba-tiba bangun.

"Mel, emm kakak, kakak seneng kamu udah bangun. Kakak sekarang mau ke Garut, mau ngambil medali buat kamu. Doain ya" ucapnya dengan gugup.

Meli hanya tersenyum saat mendengar perkataan kakak nya itu.

"Yaudah, kalo gitu kakak pamit ya" ucapnya.

Kemudian Kevin berpamitan pada papa dan mama nya.

"Ny, titip Meli ya" ucapnya pada Anthony sembari menepuk pundak sang adek.

"Siap bos" jawabnya sembari tangan menghormat.

Setelah 4 hari Meli tersadar, dokter mengatakan bahwa kondisinya sudah mencapai 57%. Tapi tetap jangan dulu diajak untuk berpikir yang berat-berat, takutnya kondisi Meli kembali memburuk.

"Pah.." ucapnya dengan lemas.

"Kenapa sayang?"  tanya sang papa.

"Kak Kevin kabarnya gimana?" tanya sang putri.

Kondisi seperti ini juga, masih aja kamu mikirin orang lain, Mel... ucap Mama Grey dalam hati.

"Kevin.. eh Kak Kevin maksudnya, dia masuk QF" jawab Anthony.

Meli yang mendengar kabar itupun tersenyum lebar, seraya berkata dalam hati
Kak, aku bangga sama kakak. Mau menang kek, mau kalah, aku tetep bangga.

Keesokan harinya, Marcus tiba di RS. Anggrek. Dan langsung menemui adeknya di ruang perawatan 5.

"Mah.." ucapnya tiba-tiba.

"Abang" jawabnya sembari memeluk sang putra sulung.

"Keadaan Meli sekarang, gimana ma?" tanyanya.

"Dokter bilang sudah membaik, meskipun belum pulih 100%" jawabnya.

"Ony sama papa kemana?"

"Papa ke kantor, ada meeting buat pembuatan kantor cabang. Ony pulang dulu ke rumah, mau bawa baju buat mama"

Marcus pun hanya mengangguk-anggukkan kepala, tanda mengerti. Sedangkan Meli sedang tertidur pulas.

Anthony pun kembali ke ruang perawatan dengan wajah yang panik.

"Eh bang, udah balik?" ucapnya ketika membuka pintu ruangan.

"Ya udahlah bwambwang, kalo belom balik ngapain juga ada disini" jawabnya dengan menyenggol bahu adeknya.

"Are u okay?" tanya Mama Grey, ketika melihat wajah putra ketiganya itu.

"Ah? Baik kok mah, kok nanya gitu sih?" ucapnya dengan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Marcus hanya melihat wajah adeknya dengan tajam.

"Tadi.. Ony dapet kabar, kalo Kevin cedera" akhirnya Anthony mengatakan itu.

Mama dan Marcus kaget, terlebih lagi Meli. Ternyata saat mendengar kata 'Kevin', Meli bangun.

"Kak Kevin cedera?" ucapnya tiba-tiba.

Sontak, semua yang ada di dalam ruangan itupun panik. Karena Meli ternyata mendengar obrolan itu.

"Arghh.. sakit, kepala aku sakit maa" ucapnya sembari memegang kepala yang terbalut perban itu.

Anthony menenangkan mama, sedangkan Marcus memanggil dokter dengan menekan alat yang ada di samping ranjang.

Kemudian semua orang disuruh untuk menunggu diluar, karena Melati mengalami panik yang luar biasa. Sehingga mengakibatkan kepalanya terasa sakit kembali.

Sedangkan diluar ruangan, Anthony menenangkan mama nya dan menelpon Papa Hen. Setelah Papa Hen datang dan menenangkan mama, Anthony langsung menghubungi nomor yang tadi.

"Halo bang. Keadaan Kak
Kevin gimana?"

"Sekarang baik-baik aja,
Kevin menang kok di game
kedua. Besok dia masuk SF"

"Alhamdulillah kalo
masuk SF. Oh
iya bang, besok kabarin
lagi ya"

"Oke oke siap, besok
gue kabarin ya"

Pagi hari nya, Melati masih tetap tertidur. Papa Hen tidak pergi bekerja, karena menemani Mama Grey dan Marcus. Sedangkan Anthony pergi ke kampus, karena dia ada jadwal kuliah.

"Mas, udah nelpon wali kelasnya Meli kan?" tanya Mama Grey.

"Udah kemarin" jawabnya.

"Ini semua gara-gara Ony. Kenapa dia harus bilang Kevin cedera. Kevin juga, ngapain dia cedera. Nah kan jadinya Meli..." ucap mama dengan nada bergetar.

"Mah, jangan salahin Ony ya. Dia kan tau nya Meli lagi tidur, disana juga Kevin udah berusaha buat gak cedera, berusaha buat nahan sakit. Tapi nyatanya, Alloh berkehendak lain" ucap Marcus.

Mama Grey hanya terdiam mendengar penjelasan dari putra sulungnya itu.

"Bener mah, kita harus nerima atas semua kejadian ini. Kita harus ikhlas ya, kita doain aja semoga Kevin disana cepet pulih. Meli juga disini kembali pulih, kayak dulu lagi" tambah papa.

Ya alloh, ampuni hamba. Hamba belum bisa jadi ibu yang terbaik untuk anak-anak hamba.... ucapnya dalam hati.

"Selamat siang, om tante" ucap seseorang tiba-tiba.

"Eh elu, gimana? Ada informasi terbaru?" tanya Marcus dengan segera.

"Siang" jawab papa.

"Sementara ini, baru dapet cctv nya, ini bisa dilihat"

Mama, papa, dan Marcus melihat rekaman cctv yang diberikan oleh rekannya itu. Dan ternyata memang benar, mobil itu sudah terparkir beberapa meter dari tempat kejadian.

Pada saat Kevin menyebrang, tiba-tiba mobil itu langsung melaju dengan kecepatan tinggi. Dan saat itu juga Melati yang tertabrak, mobil itu langsung tancap gas untuk meninggalkan tempat kejadian.

"Dan jika lihat plat nomor mobilnya, itu memang punya Kenta. Ini fotonya" ucapnya, sembari memberikan foto yang didapatkan dari akun funstagram milik Kenta dan sudah diprint.

"Menurut informasi yang didapatkan, Kenta sedang melakukan turnamen bulu tangkis di Garut" tambahnya lagi.

Turnamen bulu tangkis? Di Garut?  Jangan-jangan.... ucap Marcus dalam hati.

"Selanjutnya, mau ditindak seperti apa om?" tanya rekannya Marcus.

🤍🤍🤍
Tbc

STORY OF MELATI (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang