PART 15

279 16 1
                                    

Karena hari ini adalah hari terakhirnya Melati di rumah, abang-abangnya pun mengajak Melati untuk berjalan-jalan terlebih dahulu.

"Kak, beli ice cream dong. Kan kemarin gak jadi" ucapnya pada Anthony.

"Iya-iya. Bang, ke kedai ice cream dulu ya. Yang samping toko buku Uda Dedi"

Setelah membeli ice cream, mereka melanjutkan perjalanannya ke pantai.

Saat diperjalanan pulang, Melati melihat komentar yang ditag oleh Ribka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat diperjalanan pulang, Melati melihat komentar yang ditag oleh Ribka.

Ini akun siapa sih? Ngefollow gue aja gak, malah komen kayak gitu. Kalo Kenta kayaknya gak mungkin kan... batinnya.

Setelah pulang dari pantai, Melati langsung packing barang-barang yang akan dia bawa ke apartment barunya di Bandung.

"Meimei, lu hati-hati ya disini. Kalo ada apa-apa, langsung aja bilang sama abang" ucap Anthony.

"Sans bang, kan Meli jago taekwondo kayak abang" jawabnya dengan tersenyum.

"Lu mau apa dari gue?" tanya Kevin.

"Boleh minta gitarnya gak? Hehe" jawabnya.

"Boleh sih, tapi jangan yang ada tanda tangannya ya"

"Iya deh iya" jawab Melati.

"Dari abang mau apa?" tanya Marcus.

"Sekarang kan abang udah punya mobil, motornya boleh buat Meli gak?" tanyanya dengan penuh harap.

"Heh, gak boleh-gak boleh. Mama gak izinin kamu bawa motor ya kesini"

"Kalo Meli butuh kendaraan yang cepet gimana?"

"Naik ojek aja, gak usah bawa motor. Ngeri mama liatnya juga"

"Mah, Meli kan bisa bawa motor. Ya kan pah?"
Papa nya hanya terdiam, karena takut kena semprot isterinya.

"Iya deh iya, gak usah bawa motor. Tapi Meli minta uang aja, buat beli peralatan di apartment" pintanya.

"Kamu mau beli apa sih? Jangan hamburin uang" ucap mama.

"Mah, plis. Bukan hamburin uang, tapi Meli beli peralatan rumah tangga. Kayak kompor yang kecil gitu buat masak sendiri, beli pel sama sapu yang bisa angkat debu, beli kulkas kecil, kayak gitu loh. Pah plis"

"Oke, papa samain aja ya kayak abang-abang kamu yang lain, papa kasih apa yang kamu mau sekarang. Tapi, waktu umur kamu menginjak 20 tahun. Papa sama mama akan stop uang jajan buat kamu, kamu harus cari sendiri uangnya. Kecuali uang pendidikan, kamu ngomong aja sama papa sama mama"

Melati tercengang mendengar omongan papa nya, ternyata selama ini saat menginjak umur 20 tahun, abang-abangnya tidak pernah dikasih uang jajan lagi.

"Kalo Meli minta mobil, yang bayar pajaknya siapa?" tanya Melati.

"Sama kayak abang-abang mu, sebelum dapat pekerjaan tetap, pajak kendaraan tetap papa yang bayar"

STORY OF MELATI (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang