EKSTRA PART**

487 29 0
                                    

"-Astagfirullah, lahaula walakuata. Eh, abang ngikutin Meli ya?" tanyanya yang baru saja sadar.

"Maaf Mel, tapi kenapa lu gak cerita aja sama abang sih? Abang tuh tau, kalo hati lu belum sepenuhnya sembuh. Iya kan?" todong Anthony yang membuat Melati kembali mengeluarkan air mata.

Anthony pun memeluk sang adek, "kita ngobrol di minimarket sana aja, ya. Tadi abang liat ada kursi."

Setibanya ditempat itu, Anthony mengusap air mata adeknya. Dan Melati pun tersenyum, "abang tau kan kalo 8 tahun yang lalu, Meli hapus aplikasi funstagram?" tanyanya yang langsung diangguki oleh Anthony.

"Tadi, Meli install aplikasinya lagi. Meli liat ini bang," tambahnya seraya memperlihatkan ponsel miliknya.

Anthony pun tersenyum seraya mengusap rambut sang adek, "nangis aja sepuasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anthony pun tersenyum seraya mengusap rambut sang adek, "nangis aja sepuasnya. Abang gak mau kalo kamu sedih, terus larinya malah ke yang aneh-aneh."

Tetapi, Melati hanya bisa menarik nafasnya seraya tersenyum ke arah Anthony, "udah cukup kok bang, rasa sesak di dada Meli udah ilang."

"Beneran? Lu gak usah bohongin abang deh," ucapnya karena takut Melati masih menyimpan rasa sakit dihatinya.

Melati pun menatap ke depan dengan senyuman yang samar, "tapi kenapa ya bang kalo ada rasa sesak, terus kita nangis sepuasnya gitu. Rasanya tuh langsung.. plong."

Anthony pun tersenyum, "itu karena beban kita udah banyak, dan si beban itu minta buat dikeluarin."

"Haha, masa sih?" jawab Melati dengan garis senyum diwajahnya.

"Lu boleh kok sekali-kali nangis, tapi jangan keterusan sedihnya. Karena, bumi akan terus berputar, meskipun lu lagi sedih. So, mulai detik ini lu harus keluar dari zona itu. Karena diluar sana, masih banyak impian yang lagi menunggu lu."

Melati pun memeluk abangnya, "yaudah kalo gitu, Meli mau ke kedai ya. Abang langsung pulang kan? Awas ya, gak usah ceritain masalah ini."

"Yaudah, lu hati-hati ya. Kalo ada apa-apa langsung telepon," ucap Anthony yang langsung diangguki oleh Melati.

Melati pun melajukan mobilnya ke arah Kedai Ngopi dan saat tiba disana, dia terkejut karena bangunannya sudah berubah menjadi sedikit lebih mewah.

"Permisi, bisakah saya bertemu dengan pemilik kedai ini?" tanya Melati pada orang yang berada di meja kasir itu.

"Apakah su.. Kak Mel? Ya ampun ini beneran kan?" ucap Pram karena tidak percaya.

Melati pun tersenyum dengan memperlihatkan gigi gingsulnya, "siapa lagi yang punya gigi gingsul selain gue, haha."

"Kapan balik sini kak?" ucapnya seraya membalas pelukan itu.

"Tadi pagi. Btw, makin mewah aja nih kedai." Pram pun bercerita banyak mengenai renovasi kedai dan beberapa teman Melati yang masih sering nongkrong di kedai ini.

STORY OF MELATI (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang