PART 56

206 16 0
                                    

Ternyata papa dan mama sudah merencanakan masa tua nya, dimana mereka berdua berencana untuk pindah ke Yogyakarta dan menjual rumahnya di Pangandaran itu.

"Bentar deh, ini kenapa dadakan gini beritanya?" tanya Melati yang pusing dengan apa yang orang tuanya impikan.

"Gak dadakan sayang, ini emang rencana mama sama papa dari 4 tahun yang lalu kok. Cuma ya.. papa baru kepengen pindah sekarang" jawab sang mama.

"Rumah ini mau dijual? Ta-tapi kan..." ucap Melati yang terpotong.

"Yaudah deh gimana papa sama mama, yang penting bahagia ya" tambahnya seraya tersenyum palsu.

"Melati izin keluar ya, mau ke kedai es krim" ucapnya lagi seraya mencium tangan kedua orang tuanya.

"Heh.. ini kakaknya dilewatin gitu?" teriak Anthony yang tidak tidak dihiraukan oleh Melati.

"Pah, mah, maafin Meli ya. Nanti abang atau Michi yang bujuk deh" ucap Marcus yang merasa bersalah atas tingkah sang adek.

Sedangkan Melati, dia tidak pergi ke kedai es krim. Dia pergi ke taman kota, hanya untuk duduk-duduk saja.

Kemudian Melati pulang ke rumah pada sore hari, sehingga Marcus bertindak keras pada adeknya itu.

"Kamu dari mana sih? Kelayapan sampe sore gini" ucapnya dengan tiba-tiba.

"Maaf banget bang, bisa kan ketuk pintu dulu sebelum masuk ke kamar?" jawabnya dengan nada malas.

"Lu gaul sama siapa hah? Bisa-bisanya sikap lu berubah gini, gak masalah sikap lu sama abang gini. Tapi sikap lu sama papa sama mama tadi, gak banget Mel" ucap Marcus dengan nada tinggi, sedangkan Melati merasa bodo amat atas penjelasan abangnya itu.

"Apaan sih bang" jawab Melati dengan santai.

"Kalo lagi ngomong, tatap mata abang, Melati Pradita!" ucapnya lagi, Melati yang mendengar namanya dipanggil dengan nada keras langsung terdiam.

Abang marah banget keliatannya, berarti sikap gue udah kelewatan dong...

"Siapa yang ngajarin lu jadi gak sopan gini hah?! Apa temen-temen lu yang di kedai itu bawa pengaruh buruk?"

Melati yang mendengar teman-temannya diseret dalam permasalahan ini pun langsung menjawab dengan nada tinggi dan juga berkata seraya berdiri, "Gak usah ya bawa temen-temen Meli, mereka gak tau apa-apa bang. Jangan diseret kesini dong"

Mychelle yang sedang berada di kamarnya, tiba-tiba mendengar keributan itu langsung menghampiri kamar sang adek.

"Sayang... Udah ya, gak usah marah-marah. Biar aku aja yang ngobrol sama Meli" ucap Mychelle yang menenangkan Marcus.

Melati yang matanya berkaca-kaca langsung meninggalkan kedua kakak nya, sedangkan mama nya yang sedang ada di dapur melihat sang putri berlari ke arah kolam renang dengan menangis.

"Mah.. biar Michi aja ya yang ngobrol sama Meli" ucap Mychelle dari tangga ketika melihat mama mertuanya akan menghampiri Melati.

Mama Grey pun bertanya apa yang terjadi, tetapi Mychelle hanya menjawab salah paham saja.

"Mel.. aku boleh duduk disini gak?" tanyanya dengan nada lembut, tetapi tidak ada jawaban yang keluar dari mulut Melati.

"Maafin Bang Marcus ya, dia gak ada maksud buat seret temen-temen kamu kok"

"Meli tuh gak ngerti kak, kenapa tiba-tiba jadi gini sikapnya. Padahal sebenernya papa sama mama mau pindah ke Bali kek, ke Yogya kek, ke mana kek, Meli gak peduli kak. Toh mereka ada disini juga, Meli jarang banget pulang" ucapnya.

STORY OF MELATI (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang