Allaahu Akbar, Allaahu Akbar.....
Suara kumandang adzan yang sedari tadi terdengar di setiap sudut rumah milik keluarga Gunawan belum juga bisa menggerakkan beberapa penghuninya untuk meninggalkan kenyamanan dari kasur mereka masing-masing, bahkan beberapa dari mereka malah semakin menaikan selimut yang membungkus tubuh mereka agar menutupi pendengaran mereka mengabaikan suara adzan yang mereka sudah dengar.
Dengan langkah pasti seorang wanita dengan hijab yang menghiasi wajah cantiknya berjalan menuju kamar anak-anaknya guna membangunkan mereka untuk melaksanakan shalat subuh berjamaah.
" Bang alan, bangun yuk kita shalat jama'ah udah adzan subuh loh" dengan mengusap lembut rambut anak pertamanya sosok wanita yang kita sebut saja bunda mala mencoba membangunkan anaknya." Astaghfirullah, maaf bunda abang gak denger suara adzan nya" mendengar perkataan bundanya pada saat membangunkannya membuat alan sepenuhnya sadar dan hilang sudah rasa kantuknya.
"Gak papa, bunda tau abang semalam pulang jam berapa jadi wajar kalo abang kecapean dan gak denger suara adzan nya" dengan senyum yang menyejukkan dimata anak-anaknya bunda mala menatap sayang anak pertamanya ini.
"Yang lain gimana bund, udah pada bangun semua?" Pertanyaan yang di ajukan alan pada bundanya hanya di balas dengan kekehan kecil dari wanita yang sudah melahirkannya ke dunia ini.
"Menurut kamu gimana, udah bangun apa belum mereka?" Tanya balik bunda mala kepada alan.
Mendengar jawaban dari bundanya membuat alan paham dan menganggukkan kepalanya pertanda ia mengerti bahwa belum ada satupun adik-adiknya yang bangun, dengan senyum yang tercetak jelas di wajah alan ia mengajukan untuk menggantikan bundanya membangunkan adik-adiknya untuk di ajak shalat berjamaah. Dengan langkah pasti alan berjalan menuju kamar adik pertamanya dan membangunkannya.
" Van bangun shalat subuh, udah ditungguin ayah di mushola" Alan membangunkan adik pertamanya evan dari depan pintu ia enggan masuk kedalam kamar evan bukan karena takut atau apapun itu, tapi untuk menghemat waktu membangunkan adik-adiknya yang lain.
" Ok bang, makasih udah dibangunin" Evan yang mendengar alan membangunkannya langsung duduk mengumpulkan nyawanya dan pergi menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu dan segera menuju ketempat ayah dan bundanya yang sudah dipastikan menunggu seluruh anak-anaknya berkumpul.
Selesai dari kamar evan, alan segera menuju kamar adik keduanya elvan, namun pada saat alan membuka pintu kamar elvan ia tidak menemukan adiknya di kamar tersebut namun sebelum Alan mencari keberadaan elvan dari arah kamar mandi keluarlah sosok elvan yang sudah rapi dengan kain sarung wadimor favoritnya.
" Eh bang alan, gue udah bangun lanjut aja sama yang lain gue mau nunggu di mushola sama ayah" setelah mengatakan kalimat tadi elvan berjalan meninggalkan alan menuju mushola tempat yang lain sudah menunggu.
Tanpa pikir panjang alan berjalan ke kamar adik kembarnya, namun hal yang sama terjadi lagi bedanya sebelum alan membuka pintu kamar si kembar mereka berdua sudah lebih dahulu membuka pintu kamar mereka dari dalam dan keluar dengan pakian rapi siap untuk melaksanakan sholat subuh berjamaah dengan yang lain.
" Astaghfirullah bang, fahmi kaget kirain siapa" pemuda bersurai hitam dengan poni mengelus dadanya pertanda ia benar-benar terkejut dengan kedatangan alan di depan kamarnya dan kembarannya.
" Maaf abang gak tau kalian udah bangun, yaudah langsung ke mushola aja kalian dan fakhri peci kamu kemana jangan lupa di pakek" setelah mengucapkan kalimat tadi alan langsung menuju kamar milik dua adik terakhirnya.
" Darren, Tama bangun sholat subuh " Alan membangunkan kedua adiknya dengan suara yang tidak bisa di bilang pelan masih termasuk sedang karena untuk membangunkan kedua adiknya ini butuh tenaga lebih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anak Bontot Ayah Gunawan
Fanfiction"Sebuah kisah penuh suka yang berakhir duka" "Sebuah rasa penuh kasih yang dipaksa berhenti bahkan sebelum dimulai" . . . ~_~_~_~_~_~ Bunda, terlahir sebagai anak bunda dan ayah merupakan suatu anugerah yang Tama selalu syukuri di setiap detik nafas...