Bagaimana Bisa

1.3K 186 43
                                    

Update guysssss

Don't forget to vote and comentnya

Happy reading semuanya

Typo bertebaran dimana-mana

💚💚💚💚💚💚💚

Sinar mentari perlahan terlihat memudar menyinari jalanan aspal yang terlihat penuh dengan kumpulan kendaraan yang berlalu-lalang.

Semilir angin yang berhembus pelan mampu menggerakkan dedaunan yang menghiasi pepohonan di sepanjang taman yang terlihat asri itu.

Dengan tatapan yang kosong dan terlihat penuh beban pikiran, tama duduk di salah satu bangku di taman dekat sekolahnya.

Sebenarnya sudah sejak satu jam yang lalu tama menyelesaikan kegiatan belajar mengajar nya di sekolah.

Namun bukannya pulang kerumah, tama lebih memilih duduk di taman dekat sekolahnya.

Bahkan tama sendiri tak menyadari sudah berapa lama dirinya duduk di bangku taman itu.

Entah sudah berapa kali tama menghembuskan nafasnya. Rasa sesak di dadanya masih belum bisa ia hilangkan sampai sekarang.

Setelah insiden yang terjadi di sekolah nya tadi, tama memang bisa tetap tersenyum di hadapan seluruh teman-teman satu kelasnya.

Namun tama tak bisa terus-terusan membohongi dirinya sendiri. Jika di dalam lubuk hatinya yang terdalam tama memikirkan setiap ucapan yang dilontarkan seno dan teman-temannya yang lain.

Tama sudah berusaha untuk tidak memikirkan kejadian yang baru saja terjadi di sekolahnya. Namun semua kejadian itu berputar sendiri di pikiran nya bak sebuah kaset yang rusak.

Sebuah pertanyaan melintas di kepalanya. Apakah dirinya bisa sembuh dari penyakitnya.

Tak lama setelah itu tama tertawa, lebih tepatnya tama sedang menertawakan pemikirannya dan juga dirinya sendiri.

Tanpa sadar air mata tama ikut menetes seiring dengan tawanya yang kian lepas.

Bahkan orang-orang yang berada di sekitarnya memandang heran ke arah tama.

"Kakak lagi ketawa atau lagi nangis sih, aku jadi bingung" Ucap seorang anak kecil kepada tama.

Mendengar ada yang mengajaknya berbicara, tama lantas menghentikan tawanya yang sebenarnya terdengar menyedihkan itu.

Matanya bertemu dengan mata jernih milik seorang anak laki-laki yang jika tama tebak berusia kisaran 5 tahun di hadapannya.

Mata jernih anak laki-laki itu sedang memandang heran ke arah dirinya.

Melihat kondisi anak di hadapannya membuat sebuah senyum tulus terbit di wajah tama.

Tama berdiri dari bangku taman yang sedari tadi dirinya duduki. Lalu dengan entengnya tama mengangkat anak kecil di hadapannya.

Dan memindahkan anak itu untuk duduk di tempatnya tadi. Jadilah tama sekarang duduk di rerumputan untuk menyamakan tingginya dengan bocah di hadapannya.

"Kata bunda gak boleh duduk di tempat sembarang kak nanti sakit loh" ucap anak laki-laki itu setelah melihat tama duduk di rerumputan dihadapannya.

"Gak kotor kok tenang aja, kakak gak bakalan sakit cuman karena duduk di sini" ucap tama santai.

"Kalo boleh tau nama kamu siapa" tanya tama kepada anak laki-laki di hadapannya.

"Nama aku adi kak" ucap adi dengan semangatnya.

Anak Bontot Ayah GunawanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang