Menjadi Lebih Dekat

1.1K 158 44
                                    

Yuhuuu epribadeh next chapter update

Sorry karena kelamaan up nya

Typo bertebaran dimana-mana

Happy reading semuanya

💚💚💚💚💚💚💚


Suasana kelas tama menjadi lebih tenang setelah insiden yang terjadi di jam pelajaran olahraga tadi. Bahkan mereka sudah bisa tertawa dan sedikit melupakan kejadian itu.

Tak terasa tinggal satu mata pelajaran terakhir yang harus tama dan seluruh sahabat-sahabatnya ikuti. Sudah tampak jelas bagaimana lesunya wajah masing-masing dari mereka.

Namun mereka sedikit beruntung karena di jam terakhir ini, guru yang seharusnya masuk untuk mengajarkan mereka sedang mengambil cuti melahirkan sehingga mereka hanya diberikan tugas pengganti saja.

Saat mendapatkan kabar gembira bahwasanya guru mereka tidak masuk, sontak saja terdengar riuhnya kebahagiaan yang keluar dari kelas tama. Mereka semua bersuka cita menyambut berita yang baru saja mereka dengar.

Saat guru yang bertugas menyampaikan pesan mengenai tugas dan beberapa hal penting pada mata pelajaran terakhir itu keluar dari kelas tama.

Seluruh teman-teman kelas tama kompak berkumpul di sekitar tama. Mereka semua duduk dengan rapi di posisi masing-masing, sehingga saat ini mereka semua sedang mengerumuni tama dan ian yang duduk sebangku.

"Ngapain kalian semua pada ngumpul di sini" tanya tama heran seraya memandangi satu persatu teman sekelasnya.

"Sejak kapan lo jadi deket sama si tudung saji" ucap dadang menjawab pertanyaan tama dengan sebuah pertanyaan lagi.

"Tudung saji siapa dang" tanya ajeng dengan wajah kebingungannya.

"Itu si tudung saji kelas ujung" ucap leo sembari mengarahkan kepalanya menunjuk ke tempat yang dirinya maksud.

Semua orang memasang wajah kebingungan, mereka semua saling melempar tatapan satu sama lain mencoba mencari jawaban dari ucapan leo dan dadang barusan.

Dengan wajah datar miliknya naufal memukul belakang kepala milik kedua sahabatnya itu. Hal itu membuat dadang dan leo mengaduh kesakitan akibat ulahnya barusan.

"Bangke sakit njir" teriak leo sembari mengelus kepalanya untuk menghilangkan rasa panas akibat pukulan naufal.

"Nyari ribut ni anak satu" ucap dadang bersiap membalas perlakuan naufal kepadanya tadi.

"Pramuji nyet, jangan diganti-ganti nama orang. Siapa tau itu nama orang tuanya kualat nanti lo berdua" ucap naufal tak memperdulikan keluhan dari leo dan dadang.

Sedangkan tama yang mulai mengerti kemana arah dari pembicaraan yang sedang terjadi, hanya mengangguk anggukan kepalanya.

"Maksud kalian seno" tanya tama setelah leo dan dadang selesai berbicara.

"Nah bener tuh si seno. Sejak kapan lo baik sama tu anak" ucap septian dengan wajah seriusnya.

Tama terkekeh pelan "emang gue pernah bilang kalo gue itu gak akur sama seno" tanya tama lagi kepada teman-teman kelasnya.

Pertanyaan tama membuat seluruh teman-temannya terdiam. Mereka semua sibuk memikirkan jawaban dari pertanyaan tama.

Memang benar tama tidak pernah mengatakan jika anak itu tidak akur dengan seno. Tapi tetap saja setelah kejadian yang pernah terjadi hari itu, bagaimana bisa tama tetap bersikap biasa saja dengan seno.

Anak Bontot Ayah GunawanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang