Gugurnya Bunga Dandelion

2.8K 233 76
                                    

Hai semuanya sorry kelamaan update

Semoga masih ada yang nungguin ceritanya

Typo bertebaran dimana-mana

Happy reading

💚💚💚💚💚💚💚

Suara decitan ban yang beradu dengan aspal berbunyi dengan sangat nyaring.

Dengan tergesa gesa sang pengemudi mobil keluar dari mobil yang ia kendarai dan berlari masuk ke sebuah pintu yang bertuliskan UGD.

Tak lama berselang pintu UGD itu kembali terbuka dengan lebih banyak lagi orang yang ikut keluar dari sana.

Sebuah brangkar di dorong dengan sangat cepat di ikuti beberapa orang berjas putih yang menahkodai brangkar itu di kedua sisinya.

Salah satu pria berjas putih membuka cepat pintu mobil di bagian penumpang. Setelah itu bersama rekan-rekannya yang lain mereka memindahkan secara perlahan tubuh ringkih tak berdaya seorang pemuda ke atas brangkar yang mereka bawa.

Melihat kondisi dari laki-laki yang sedang terbaring di sana membuat langkah kaki mereka kian cepat, mereka sangat ingin menyelamatkan laki-laki ini.

Tubuh ringkih tak berdaya milik tama di bawa masuk oleh beberapa dokter dan perawat kedalam salah satu ruangan di sana.

Ian mencoba menerobos masuk saat beberapa perawat yang lain berusaha menahannya agar tidak memasuki ruangan dimana tama sedang di tangani saat ini.

"Mohon tunggu di sini. Anda dilarang masuk" ucap salah satu perawat itu secara halus kepada ian.

Siapa saja yang melihat kondisi ian pasti tau, bagaimana tak karuan nya penampilan anak itu.

Sekujur tubuhnya basah kuyup, kedua matanya memerah bahkan hidung ian juga ikut memerah. Tubuhnya bergetar, air matanya tak berhenti mengalir membasahi kedua pipinya.

Siapapun yang melihatnya pasti tak akan tega. Mereka semua mencoba menenangkan ian yang terus meronta-ronta di dalam dekapan mereka mencoba masuk kedalam ruangan di belakang mereka.

"SAYA MAU MASUK" teriakan itu membuat semua orang memandang langsung ke arah mereka.

Mereka menjadikan ian sebagai bahan tontonan akibat ulahnya itu.

"Mohon bersabar, percayakan semuanya kepada dokter yang ada di dalam sana" ucap salah satu perawat kembali berusaha menenangkan ian.

"Teman saya"

"Tolong"

"Saya mau nemenin tama"

"Saya mohon"

"Izinin saya masuk"

Semua orang memandang iba ke arah sosok anak yang sedang bersimpuh itu. Kedua tangannya disatukan dan memohon dengan air mata yang tak berhenti menetes, meminta kepada orang-orang di hadapannya untuk membiarkan dirinya masuk ke dalam sana.

"IAN"

Sebuah suara yang menggema di ruangan itu membuat seluruh atensi orang-orang yang berada di sana mengalihkan pandangan mereka ke arah sumber suara.

Di sana berdiri beberapa anak remaja yang bisa mereka tebak memiliki hubungan dengan anak yang masih menangis sampai saat ini.

"Leo" tangisan ian semakin pecah ketika netra matanya bertemu dengan manik sendu milik para sahabatnya.

"Tama di sana"

"Fal tolong tama... radhit tama dhit...alex tama"

Tak tahan mendengar suara tangisan sahabatnya yang terdengar semakin memilukan, membuat alex menarik tubuh mungil ian kedalam pelukannya.

Anak Bontot Ayah GunawanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang